
SURABAYA, kabarbisnis.com: Para pelaku usaha mendesak pengelola Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk segera melakukan peremajaan peralatan di terminal Pelabuhan. Hal ini seiring semakin lambatnya atau tidak efisiennya penanganan peti kemas sedangkan volumenya kedatangan kapal terus meningkat.
Ketidakefisienan ini memberikan dampak berantai dari port stay kapal lebih lama, dwelling time meningkat, kegiatan distribusi barang akan terhambat, sehingga tentunya biaya operasional akan naik. Potensi kenaikan biaya logistik di depan mata yang akan menjadi beban pengguna jasa baik pelayaran, forwarder, maupun pedagang.
“Yang dibutuhkan adanya peremajaan peralatan di terminal, ini penting, ini jadi indikator. Perlambatan bongkar muat dan arus barang dari terminal keluar ini menjadi salah satu penyebab, ini perlu ada peremajan alat. Kegiatan terminal, port curah maupun port container,” kata Ketua Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur, Sebastian Wibisono (Wibi) saat dihubungi wartawan, Senin (21/3/2025).
Wibi menambahkan peningkatan pelayanan melalui peremajaan peralatan bongkar muat di Pelabuhan ini dibutuhkan terutama untuk kecepatan proses bongkar muat.
“Dengan peremajaan alat ini masa tunggu akan berkurang, tidak akan ada waiting. Dalam proses bongkar muat perlu alat yang sehat. Ketika bongkar kapal terjadi kerusakan, ini kan butuh waktu kalau maintenance ringan, kalau sampai spare part ganti bisa satu hari, sehingga ada late time waktu yang harus menunggu. Dengan sendirinya peralatan yang sudah tua memang tidak layak dipakai, semakin hari akan semakin turun kapasitas produksinya,” ujarnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Pengguna Pelabuhan Desak Peremajaan Peralatan Bongkar Muat Kapal di Tanjung Perak Surabaya | Transportasi
Salam,
Divisi Informasi