RMOL. Asosiasi Logistik dan Forwarders Indonesia (ALFI) menegaskan akan melakukan koordinasi dengan seluruh anggota ALFI untuk menyukseskan program Delivery Order (DO) Online yang terintegrasi sesuai dengan PM 120 tahun 2017.
Pasalnya, selama ini para praktisi logistik di Indonesia menganggap digitalisasi pelabuhan di Indonesia belum terintegrasi dan terhambat oleh adanya ego sektoral. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi.
“Point dari perkembangan teknologi yang ada saat ini adalah bagaimana semua stakeholders dapat merasakan manfaat teknologi tersebut namun kenyataan di lapangan justru tidak sesuai harapan. Oleh sebab itu ALFI akan mendorong program DO online ini agar sistem logistik di Indonesia dapat terintegrasi dan efisien,” ujar Ketua DPP ALFI, Yukki Nugrahawan Hanafi
Yukki yang juga merupakan Chairman AFFA (Asean Federation and Forwarders Associations) mencontohkan beberapa pelabuhan utama di Indonesia sedang ‘mendigitalisasi’ pelabuhan. Seperti pelabuhan di Tanjung Priok yang memiliki lima terminal untuk ocean going (JICT, TPK Koja, TO3, MAL dan NPCT 1), setiap terminal mempunyai inhouse sistem masing-masing.
Mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 120 tahun 2017, tertulis layanan tersebut harus terintegrasi dengan INSW dan Inaportnet. Namun Yukki menilai salah satu terminal terkesan memaksakan inhouse kemudian dibuat seakan-akan terintegrasi dengan Inaportnet dan INSW.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://ekbis.rmol.co/read/2018/02/19/327205/ALFI-Dorong-Program-DO-Online-Sistem-Logistik-
Salam,
Divisi Informasi