JAKARTA – Pelaku usaha angkutan jalan mengeluhkan lonjakan biaya operasional akibat kepadatan arus lalu lintas di Indonesia yang dipicu buruknya infrastruktur jalan di Tanah Air.
Manajer Komersial PT Bina Sinar Amity Johanes Situmorang mengatakan sebagian besar pengusaha logistik terancam merugi akibat belum terealisasinya infrastuktur maupun sistem transportasi yang menunjang bagi pergerakan barang. Kondisi itu, menurutnya, memakan biaya operasional yang cukup tinggi.
Saat ini, paparnya, pelaku usaha jasa logistik lokal masih mengandalkan keberadaan angkutan jalan darat berupa truk bagi mobilitas barang. Masalahnya, setiap tahun terjadi penurunan utilitas truk yang dibarengi dengan penambahan armada baru.
Hal tersebut merupakan hambatan bagi waktu pengiriman, jalanan bertambah padat,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (15/6).
Menurutnya, pengusaha trucking terpaksa menambah jumlah unit armada akibat melambatnya arus lalu lintas.
Kyatmaja Lookman, Direktur Operasional Lookman Djaja, menyatakan pertambahan armada angkutan barang tidak dibarengi dengan pertumbuhan jumlah jalan yang hanya 0,1% per tahun.
Dengan fakta tersebut, lanjutnya, jalanan semakin macet yang berbuntut pada pemangkasan jumlah ritase atau utilitas per unit truk.
Penurunan Utilitas truk, tegasnya, berdampak pada pengerekan tarif sewa armada.
Dari penurunan ritase itu, Kyatmaja mengklaim terjadi penurunan pemasukan sekitar 30%, sehingga pelaku usaha menambah truk untuk mengejar target meski permintaan angkutan tidak bertambah.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 16 Juni 2014