JAKARTA – Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia menilai operasional kereta api hingga ke dermaga Pelabuhan Tanjung Priok justru menyebabkan inefisiensi logistik karena melalui proses double handling.
Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro mengatakan persoalan hambatan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok tidak ada kaitannya dengan kereta api ke pelabuhan, sebagaimana dipersoalkan Menko Maritim Rizal Ramli .
“Masalah dwelling time di Tanjung Priok lebih dominan dipicu oleh urusan perizinan di sejumlah lembaga atau instansi di pelabuhan,” ujarnya kepada Bisnis di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (14/9).
Dia mencontohkan proses bongkar muat di pelabuhan itu sudah lebih baik karena produktivitas terminal ekspor impor sudah bisa mencapai di atas 30 boks per jam per crane.
Menurutnya, pengaktifan kembali KA pelabuhan perlu disesuaikan dengan keberadaan terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 15 September 2015
Sumber foto:
cdn0-a.production.liputan6.static6.com