Bisnis.com, JAKARTA — Para pelaku usaha di sektor angkutan penyeberangan menilai tren industri bakal lesu bila persoalan kelebihan pasokan (oversupply) kapal di lintasan komersial tak ditangani.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap), Khoiri Soetomo mengatakan load factor atau tingkat keterisian muatan di lintasan komersial seperti Merak–Bakauheni susut menjadi tinggal 40%.
Khoiri menggambarkan, dari 61 kapal feri yang beroperasi di lintasan Merak–Bakauheni, hanya 28 hingga 30 kapal yang beroperasi karena waktu sandar yang terbatas. “Karena Dermaga hanya 5, dalam sebulan kapal beroperasi paling 12 hari. Kalau ada 6 dermaga, itu bisa jadi 15 hari [waktu operasional],” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (21/7/2017).
Menurut Khoiri, kelebihan pasokan kapal tidak hanya terjadi di lintasan Merak–Bakauheni, tapi juga di lintasan lain seperti Ketapak–Gilimanuk, Padangbai–Lembar, dan Bajoe–Kolaka. Khoiri menilai, industri angkutan penyeberangan perlu keseimbangan baru karena saat ini jumlah kapal tidak sebanding dengan jumlah dermaga yang ada. Selain itu, tingkat permintaan relatif stabil sedangkan jumlah kapal berlimpah.
Secara keseluruhan, total armada kapal besar yang dimiliki anggota Gapasdap mencapai 600 kapal. Adapun, perusahaan angkutan penyebrangan yang tergabung di Gapasdap mencapai 120 perusahaan.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://industri.bisnis.com/read/20170721/98/673671/angkutan-penyebrangan-terancam-oversupply-kapal
Salam,
Divisi Informasi