JAKARTA – Asosisasi Logistik dan Forwarder Indonesia menilai layanan angkutan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok lebih efisien menggunakan armada truk trailer daripada kereta api karena infrastruktur rel ke pelabuhan belum tersedia.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Sofian Pane mengatakan kegiatan angkutan barang menggunakan moda KA justru lebih mahal karena infrastruktur jalur kereta api (KA) ke Tanjung Priok hanya sampai Stasiun Pasoso, Jakarta Utara dan tidak sampai di sisi dermaga.
“Dengan begitu ada dua kali lift on dan lift off [lo-lo] yakni saat di stasiun asal dan stasiun tujuan, kemudian diangkut lagi menggunakan trailer ke dalam lini satu pelabuhan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (5/5).
HINTERLAND
Selama ini, kata dia, hinterland atau daerah industri pendukung aktivitas pengapalan ekspor impor di Tanjung Priok sekitar 65% berasal dari Jawa Barat dan sekitarnya, sisanya merupakan kargo transhipment antarpulau yang mesti didistribusikan lagi ke sejumlah daerah di Indonesia.
“Pemerintah semestinya segera mendorong peremajaan armada trailer dengan berbagai insentif yang bisa diberikan kepada perusahaan angkutan pelabuhan,” ujarnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 6 Mei 2014