JAKARTA – Indonesian National Shipowners Association memprediksi kebutuhan armada niaga pendukung lepas pantai atau offshore hingga 2017 mencapai 100 unit yang terbagi dalam beberapa jenis kapal.
Ketua Bidang Angkutan Lepas Pantai Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Nova Y. Mugijanto mengatakan beberapa jenis kapal itu seperti armada konstruksi lepas pantai, kapal pengeboran dan kapal survei seismik dan survei geofisika.
“[Dasarnya] saya lihat populasi kapal asing sekitar 100 unit, katanya, Selasa (17/6).
Selama ini, dia menuturkan dukungan sektor perbankan terhadap industri pelayaran semakin besar, kendati masih belum maksimal.
Terkait dengan kemampuan galangan kapal nasional dalam memproduksi kapal offshore, dia menilai galangan nasional sudah mengalami banyak perkembangan.
Menurutnya, galangan kapal nasional sudah bisa mengadakan kapal offshore berteknologi sedang. Bahkan, katanya, sejumlah galangan di Batam telah mampu membangun kapal rig yang sarat teknologi tinggi. “Kapal offshore berteknologi tinggi kebanyakan masih dibangun di Batam.
IKUTI ATURAN
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit optimis pembatasan penggunaan kapal berbendera asing pada jenis kapal offshore sesuai dengan yang ditetapkan pada PM No. 10/2014.
Pelayaran Indonesia, tegasnya, bisa memiliki seluruh jenis kapal offshore, sehingga pembatasan penggunaan kapal berbendera asing pada jenis kapal lepas pantai tidak akan mundur dari yang sudah ditetapkan. “Kami optimis selama mendapat dukungan dari perbankan dan perpajakan,” katanya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 19 Juni 2014