Jakarta: Sistem dual fuel yakni BBM dan BBG bagi kendaraan logistik dinilai dapat memangkas biaya operasi yang cukup besar. Hal itu yang dilakukan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sebagai upaya bertahan dari persaingan bisnis yang ketat.
Perusahaan logistik itu bekerja sama dengan anak usaha PGN, PT Gagas Energi Indonesia untuk melakukan konversi gas bumi untuk bahan bakar transportasi darat.
Gagas siap menyediakan peralatan konversi BBG berupa converter kit untuk kendaraan JNE, pengecep1kan kendaraan yang akan dikonversi BBG, dan penunjukan bengkel khusus untuk melakukan instalasi peralatan konversi BBG kendaraan milik JNE. Selain itu, Gagas juga menyediakan SPBG untuk pengisian di berbagai lokasi.
Dengan sistem dual fuel maka kendaraan logistik dapat menempuh jarak yang lebih jauh dengan biaya energi yang lebih terjangkau. Sistem ini juga dapat dipakai dalam waktu yang bersamaan. Saat ini harga BBG hanya dibanderol Rp4.500 per liter setara pertalite.
Adapun tabung gas yang tersedia untuk kendaraan berukuran 51 LWC atau setara dengan 12 liter setara premium (LSP) dan 60 LWC atau setara dengan 15 LSP. Tabung berukuran 60 LWC dapat diaplikasikan pada kendaraan seperti mobil logistik berbahan bakar bensin, estimasi mobil dapat menempuh jarak kurang lebih 150-160 Km untuk bahan bakar BBG saja.
Jadi, apabila BBG habis ditengah jalan, maka otomatis pembakaran mesin akan beralih ke BBM sehingga aktivitas perjalanan tidak akan terganggu.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/MkMQQORk-begini-caranya-bisnis-logistik-pangkas-biaya-energi-patut-dicoba
Salam,
Divisi Informasi