Jakarta – Kendati dwelling time telah mnyentuk level 3,4 hari, Bank Dunia menilai koordinasi penanganan logistik belum cukup efektif akibat banyakanya rantai koordinasi.
Hendry Sandee, Senior Trade Specialist Trade and Competitiveness Global Practise Bank Dunia mengatakan masih banyak kementrian dan lembaga yang menangani masalahdwelling time atau waktu inap barang di pelabuhan.
“Koordinasi masih sulit dan kompleks. Alhasil, daftar prioritas pemerintah menjadi panjang. Padahal tren saat ini, kepengurusan biaya logistik dilakukan satu badan” ungkapnya, Kamis (2/6).
Bank Dunia juga melihat pemerintah salah kaprah dengan perhitungan dwelling time. Berdasarkan rumus perhitungan World Bank, waktu itu dihitung sejak barang turun hingga diperiksa Dirjen bea dan Cukai dan keluar pelabuhan.
Namun, dia melihat kenyataannya barang setelah clearance dari Bea Cukai barang dipindah ke lini dua untuk diperiksa lebih lanjut.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 02 Juni 2016
Salam,
Divisi Informasi
Sekretariat