Jasa Distribusi: Sistem Logistik Agribisnis Amburadul
JAKARTA-Pemerintah perlu mengambil langkah nyata untuk memuluskan rantai suplai logistik produk berbasis agribisnis di dalam negeri karena sektor ini menempati peringkat ketiga penyumbang produk domestik bruto
Sekretaris Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PSKI) Robi Agustiar menjelaskan ongkos logistik untuk memindahkan ternak di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan ongkos logistik mendatangkan ternak dari Australia.
“Biayanya lebih mahal mendatangkan sapi dari Kupang, NTT dibandingkan dengan mengimpor dari Australia,” ujarnya dalam Seminar Logistik Industri Agribisnis Indonesia, Rabu (12/2)
RENTAN RUSAK
Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi menyatakan sektor pertanian merupakan kontributor terbesar ketiga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Urutan pertama ditempati industri pengolahan, disusul restoran dan hotel.
Sektor pertanian, lanjutnya, dalam 3 tahun terakhir menyumbangkan 12%-14% terhadap PDB.
Saat ini, nilai PDB mencapai Rp8.000 triliun sehingga sektor pertanian menurutnya menyumbang sekitar Rp1.200 triliun. “Suatu nilai yang fantastis dan merupakan peluang untuk usaha distribusi logistik.”
Di lain sisi, Setijadi menilai perencanaan infrastruktur logistik sektor pertanian sangat bergantung pada komoditasnya sehingga untuk komoditas yang berbeda butuh peralatan logistik, bongkar muat serta pelabuhan yang berbeda pula.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 13 Februari 2014
Bisnis Indonesia, edisi cetak 13 Februari 2014