JAKARTA – Penetapan Green Infrastucture di Indonesia masih terkendala sejumlah masalah sehingga pemanfaatanya tidak optimal dan tidak berjalan sesuai dengan rencana awal pembangunannya.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang jjuga Chairperson Asean Federation Of Engineering Organization (AFEO) Boby Gafur Umar mengatakan perencanaan pembangunan infrastuktur sejak dari awal seharusnya dilakukan berdasarkan prinsip pembangunan yang berkalnjutan. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam dapat digunakan secara berkesinambungan.
“Sumber daya alamnya masih dapat digunakan oleh generasi mendatang dengan kualitas yang tidak berubah,” katanya dalam siaran pers, Kamis (7/11) terkait dengan rencana Konferensi Federasi Organisasi-Organisasi Insinyur se-Asean ( CAFEO) Ke-31.
Konferensi yang digelar 10-14 November di Jakarta tersebut akan dihadiri 800 Insinyur dari 10 Negara Asean, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Laos, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar.
Menurutnya, penerapan pembangunan Infrastuktur yang berkelanjutan (green infrastucture) tersebut tidak termanfaatkan optimal, yang disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai sistem green infrastructure, banyaknya perbedaan presepsi oleh para pemangku kepentingan terkait, hingga lemahnya teknologi yang digunakan.