JAKARTA-Upaya penurunan biaya logistik dipandang nihil. Dari evaluasi selama 3 bulan pertama, para praktisi logistik memastikan pelonjakan biaya tetap terjadi karena minimnya infrastuktur transportasi.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Darmawan berpendapat sepanjang 3 bulan pertama tahun ini pembangunan infrastruktur transportasi belum menolong pelaku industri memangkas biaya logistik. Biaya pelayaran bagi produk impor masih jauh lebih murah ketimbang pengiriman barang domestik.
Upaya penurunan biaya logistik melalui kebijakan infrastruktur transportasi, seperti pembangunan dan pembenahan pelabuhan dinilai belum ampuh mengurangi waktu pengiriman barang antar pulau. Pelabuhan diluar pelabuhan utama kurang memadai untuk aktivitas bongkar muat.
KONEKTIVITAS
Sementara itu, Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan untuk memangkas biaya logistik, pemerintah perlu melakukan terobosan dengan pembangunan pusat distribusi dan industri diluar Jawa.
Dengan mengacu kepada pembentukan PDB nasional tahun 2013, kontribusi produk domestik bruto terbesar berasal dari pulau jawa mencapai 58% dan pulau sumatera 24%. Adapun, kontribusi dari pulau-pulau lain relatif kecil. “ketidakmerataan kontribusi wilayah terhadap PDB menunjukan ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi yang akan saling berpengaruh dengan aktivitas logistik,” ujarnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 9 April 2014