JAKARTA – Pemerintah mendorong pelaku untuk memanfaatkan pusat logistik berikat yang diyakini dapat meningkatkan kinerja industri manufaktur berbasis impor agar berproduksi lebih efisien.
Akan tetapi, pelaku industri mengaku masih menunggu sambil mempelajari implementasi fasilitas yang baru diperkenalkan beberapa bulan tersebut.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementrian Perindustrian, Haris Munandar mengatakan fasilitas pusat logistik berikat tidak hanya bermanfaat bagi industri dengan kebutuhan impor besar, namun juga bagi industri kecil.
Keuntungan lain dari PLB adalah pada pengadaan bahan baku yang impornya diatur oleh sistem kuota seperti garam dan gula. “PLB membuat penetapan kuota yang mendadak tidak bermasalah bagi industri. Barangnya kan sudah ada, tidak usah dipesan lagi ke luar negeri. Tinggal dikeluarkan dari PLB berdasarkan kuota,” kata Adhi.
Direktur Eksekutif Gabungan Produsen Farmasi (GP Farmasi) Dorojatun Sanusi mengatakan upaya pemerintah memperabaiki sistem logistik selalu disambut positif oleh pelaku industri obat-obatan yang mengandalkan pasakoan bahan baku dari luar negeri.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 15 Juni 2016
Salam,
Divisi Informasi