Sektor Riil: Kinerja Logistik Indonesia Masih Merah
Bank Dunia telah mengeluarkan Logistics Performance Index (LPI) tahun 2014. Hasilnya, kinerja logistik Indonesia masih kurang maksimal. Indonesia berada di peringkat ke-53 dari 160 negara. Bahkan, kinerja logistik kita masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand, bahkan Vietnam. Dalam LPI 2014 ini, Jerman menempati peringkat pertama dan Somalia peringkat terakhir.
Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI tertinggi adalah Singapura pada peringkat 5, diikuti Malaysia pada peringkat 25, Thailand pada peringkat 35, Vietnam pada peringkat 48, Filipina pada peringkat 57, Kamboja pada peringkat 83, Laos pada peringkat 131, dan Myanmar pada peringkat 145
Chairman Supply Chain Indonesia, Setijadi, mengatakan masih merahnya penilaian terhadap kinerja logistik Indonesia disebabkan tidak adanya perencanaan yang sistematis dan terintegrasi berikut implementasi yang terkoordinasi secara baik dalam perbaikan dan pengembangan logistik. “Hal ini bisa dilihat dari implementasi cetak biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang belum berjalan,” katanya.
Bahkan, berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia, sebagian besar Rencana Aksi Sislognas Tahap I akan sulit tercapai sesuai target waktunya. Hal itu disebabkan waktu Tahap I itu adalah mulai 2011 lalu hingga 2015 mendatang.
Selain itu, menurut Setijadi, kelembagaan logistik nasional yang permanen sangat diperlukan untuk pengintegrasian dan pengoordinasian lembaga dan program terkait perbaikan dan pengembangan sektor logistik, termasuk dalam peningkatan LPI Indonesia.
Untuk itu, upaya peningkatan LPI Indonesia hendaknya dilakukan secara terencana. Perencanaan mencakup program dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada untuk memperbaiki dan mengembangkan Sislognas.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://koran-jakarta.com/?11040-kinerja-logistik-indonesia-masih-merah
Sektor Riil: Kinerja Logistik Indonesia Masih Merah
Bank Dunia telah mengeluarkan Logistics Performance Index (LPI) tahun 2014. Hasilnya, kinerja logistik Indonesia masih kurang maksimal. Indonesia berada di peringkat ke-53 dari 160 negara. Bahkan, kinerja logistik kita masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand, bahkan Vietnam. Dalam LPI 2014 ini, Jerman menempati peringkat pertama dan Somalia peringkat terakhir.
Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI tertinggi adalah Singapura pada peringkat 5, diikuti Malaysia pada peringkat 25, Thailand pada peringkat 35, Vietnam pada peringkat 48, Filipina pada peringkat 57, Kamboja pada peringkat 83, Laos pada peringkat 131, dan Myanmar pada peringkat 145
Chairman Supply Chain Indonesia, Setijadi, mengatakan masih merahnya penilaian terhadap kinerja logistik Indonesia disebabkan tidak adanya perencanaan yang sistematis dan terintegrasi berikut implementasi yang terkoordinasi secara baik dalam perbaikan dan pengembangan logistik. “Hal ini bisa dilihat dari implementasi cetak biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang belum berjalan,” katanya.
Bahkan, berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia, sebagian besar Rencana Aksi Sislognas Tahap I akan sulit tercapai sesuai target waktunya. Hal itu disebabkan waktu Tahap I itu adalah mulai 2011 lalu hingga 2015 mendatang.
Selain itu, menurut Setijadi, kelembagaan logistik nasional yang permanen sangat diperlukan untuk pengintegrasian dan pengoordinasian lembaga dan program terkait perbaikan dan pengembangan sektor logistik, termasuk dalam peningkatan LPI Indonesia.
Untuk itu, upaya peningkatan LPI Indonesia hendaknya dilakukan secara terencana. Perencanaan mencakup program dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada untuk memperbaiki dan mengembangkan Sislognas.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://koran-jakarta.com/?11040-kinerja-logistik-indonesia-masih-merah
Sektor Riil: Kinerja Logistik Indonesia Masih Merah
Bank Dunia telah mengeluarkan Logistics Performance Index (LPI) tahun 2014. Hasilnya, kinerja logistik Indonesia masih kurang maksimal. Indonesia berada di peringkat ke-53 dari 160 negara. Bahkan, kinerja logistik kita masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand, bahkan Vietnam. Dalam LPI 2014 ini, Jerman menempati peringkat pertama dan Somalia peringkat terakhir.
Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI tertinggi adalah Singapura pada peringkat 5, diikuti Malaysia pada peringkat 25, Thailand pada peringkat 35, Vietnam pada peringkat 48, Filipina pada peringkat 57, Kamboja pada peringkat 83, Laos pada peringkat 131, dan Myanmar pada peringkat 145
Chairman Supply Chain Indonesia, Setijadi, mengatakan masih merahnya penilaian terhadap kinerja logistik Indonesia disebabkan tidak adanya perencanaan yang sistematis dan terintegrasi berikut implementasi yang terkoordinasi secara baik dalam perbaikan dan pengembangan logistik. “Hal ini bisa dilihat dari implementasi cetak biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) yang belum berjalan,” katanya.
Bahkan, berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia, sebagian besar Rencana Aksi Sislognas Tahap I akan sulit tercapai sesuai target waktunya. Hal itu disebabkan waktu Tahap I itu adalah mulai 2011 lalu hingga 2015 mendatang.
Selain itu, menurut Setijadi, kelembagaan logistik nasional yang permanen sangat diperlukan untuk pengintegrasian dan pengoordinasian lembaga dan program terkait perbaikan dan pengembangan sektor logistik, termasuk dalam peningkatan LPI Indonesia.
Untuk itu, upaya peningkatan LPI Indonesia hendaknya dilakukan secara terencana. Perencanaan mencakup program dan langkah-langkah yang disusun secara sistematis berdasarkan kondisi dan permasalahan yang ada untuk memperbaiki dan mengembangkan Sislognas.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://koran-jakarta.com/?11040-kinerja-logistik-indonesia-masih-merah