Tol Trans-Sumatera: Sudah Harga Mati
Harapan masyarakat Sumatera untuk terwujudnya Jalan Tol Trans agaknya harus sedikit ditekan. Peran JTTS sangat penting karena akan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera. Masyarakat juga tidak akan kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosialnya. Apabila JTTS dibangun, keinginan Indonesia menjadi negara maju dengan produk domestik bruto mencapai 4-4,5 triliun dollar AS akan semakin cepat terwujud.
Namun, membangun JTTS tidaklah mudah karena dibutuhkan dana yang sangat besar. Untuk membangun jalan sepanjang 2.608 kilometer itu dibutuhkan biaya Rp 350 triliun. Pemerintah tidak mungkin membangun sendiri. Namun, untuk menawarkan kepada swasta juga akan berat karena jalan tol itu hanya mempunyai nilai ekonomi, tetapi nilai finasialnya rendah. Swasta hanya mau bergabung jika melihat ada keuntungan di sana, minimal keuntungan didapat (internal rate of return/IRR) di atas 15 persen. Sementara dari 23 ruas JTTS. hanya ada empat ruas yang mempunyai IRR di atas 15 persen. Sisanya hanya mempunyai IRR di bawah 10 persen.
Karena IRR yang rendah itu, pemerintah memutuskan memberi penugasan kepada PT Hutama Karya (HK) untuk membangun jalan tol ini. Kontraktor ini 100 persen dimiliki pemerintah sehingga bisa menjalankan penugasan. Adapun Jasa Marga, yang sudah berpengalaman di jalan tol, tidak bisa diberi penugasan karena sudah perusahaan publik.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Rabu 26 Februari 2014