MAKASSAR– Biaya logistik di kawasan timur Indonesia (KTI) paling tinggi di Indonesia dengan kontribusi biaya pengiriman mencapai 50% hingga 60% dari harga barang.
“Contoh harga semen di Makassar saat ini sekitar Rp45.000 sampai Rp50.000 per sak. Namun ketika sampai di Papua bisa mencapai Rp200.000 per sak,” kata Maruddani di Makassar, kemarin. Biaya pengiriman yang mahal tersebut, mengakibatkan barang-barang yang diproduksi di Sulsel atau dari wilayah KTI lainnya sulit bersaing di pasar nasional, lantaran biaya logistiknya mahal. Maruddani menjelaskan, persoalan utama pengiriman barang di KTI adalah karena minimnya infrastruktur. Dia mencontohkan, untuk pengiriman barang dari Makassar ke Manado melalui darat,membutuhkan waktu empat hingga lima hari.
“Padahal jaraknya tidak jauh berbeda dari Surabaya ke Jakarta,”katanya. Menurutnya,waktu yang ditempuh dari Surabaya ke Jakarta hanya sekitar satu malam. ”Itu belum termasuk kapasitas angkut. Di Jawa,Sumatera dan Bali bisa mengangkut 48 ton barang sekali jalan.Sedangkan Makassar ke Manado, barang yang bisa didistribusikan hanya sekitar 20 ton saja,”ujarnya. Seharusnya, kata dia, persoalan tersebut bisa diselesaikan oleh masing-masing provinsi di Sulawesi. Sebab, saat ini sudah ada Badan Kerja Sama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS).
Lembaga tersebut, bisa menjembatani persoalan mahalnya biaya logistik di KTI karena kendala infrastruktur. “Tapi, kami melihat tidak ada jalan keluarnya,”katanya. Direktur Utama PT Pelindo IV Makassar Harry Sutanto mengakui, persoalan utama distribusi logistik di KTI adalah infrastruktur.“ Daya tampung beberapa pelabuhan milik Pelindo IV di KTI sudah sangat terbatas,”paparnya. Akibatnya,berpengaruh ke waktu tunggu kapal, termasuk proses bongkar muat di masing- masing pelabuhan. “Itu baru satu aspek. Belum termasuk persoalan lain,”jelasnya.
Seperti gudang-gudang penampung di beberapa wilayah di KTI tidak buka 24 jam. “Seharusnya, barang yang dibongkar sudah masuk gudang.Karena tutup, terpaksa ditunda hingga beberapa jam kemudian,” ujarnya. Oleh karena itu,kata Harry, tahun ini Pelindo IV akan melakukan investasi untuk pengembangan pelabuhan di KTI. “Investasi Pelindo IV tahun ini sebanyak Rp762 miliar,” katanya. Pada triwulan I tahun ini, arus barang logistik di gudang kargo Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, tumbuh 15% dibanding periode yang sama tahun 2011 lalu.
General Manager Terminal Kargo Bandara Hasanuddin Makassar Nursapto menjelaskan, pada triwulan I tahun ini, barang keluar masuk di gudang kargo sebanyak 11.175 ton. “Dari jumlah tersebut, 87% adalah domestik. Barang yang keluar masuk tahun ini meningkat 15% dibanding triwulan I tahun 2011 lalu,”katanya.