JAKARTA – Penyesuaian biaya pengangkutan kontainer (freight) domestik dinilai masih sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha pelayaran. Untuk ini, pemerintah diharapkan dapat membantu menekan biaya logistik sehingga para pengusaha dapat bisa memberikan pelayanan yang optimal.
Dikatakan oleh Pengamat Kemaritiman dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Suat Saut Gurning, faktor naiknya biaya solar hingga lebih dari dua kali lipat sejak pertengahan tahun ini yang mendorong biaya operasional ke sejumlah pelabuhan tujuan naik tinggi. Perusahaan pelayaran juga masih harus menata kembali bisnisnya akibat dampak pandemi selama lebih dari satu setengah tahun ini.
“Biaya pelayaran kontainer itu hanya bagian kecil dari total biaya logistik. Hanya sekitar 15-20 persen, sementara komponen biaya terbesar justru ada di darat hingga 50 persen,” kata Saut yang dihubungi, Minggu (7/11).
Menurutnya, industri pelayaran domestik memiliki peran strategis dalam sistem logistik nasional mengingat wilayah Indonesia adalah kepulauan. Penyesuaian freight domestik juga menjadi bagian dari upaya pemulihan industri pelayaran tersebut. Pasalnya, perusahaan pelayaran memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghadapi dampak pandemi yang luar biasa besar.
Saut mencontohkan freight ekspor-impor yang naik ratusan bahkan ribuan persen, tergantung negara tujuan. Sementara di dalam negeri, perusahaan pelayaran praktis tidak banyak melakukan penyesuaian harga mengingat situasi ekonomi Indonesia yang menurun tajam. Dampaknya, proses pemulihan sektor pelayaran pun menjadi tidak mudah.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://koran-jakarta.com/biaya-logistik-masih-tinggi
Salam,
Divisi Informasi