JAKARTA, KOMPAS-Mata rantai yang terlalu panjang menyebabkan harga daging sapi lokal lebih mahal daripada daging sapi impor. Pemerintah berencana memotong mata rantai itu agar harga daging sapi lokal bisa lebih murah.
Pantauan Kompas di Pasar Modern BSD, Tanggerang Selatan, dan Pasar Anyar, Tanggerang, Banten, Minggu (7/8), harga daging sapi lokal di atas Rp 70.000-Rp 80.000 per kilogram.
“Mata rantai yang terlalu panjang membuat harga daging lebih mahal,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita seusai bertemu sejumlah asosiasi pengusaha daging sapi di perusahaan penggemukan sapi PT Tanjung Unggul Mandiri di Kecamatan Teluk Naga, Tanggerang, kemarin. Asosiasi yang hadir antara lain Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia, National Meat Processor Association, serta Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia.
Enggartiasto menjelaskan, daging sapi lokal harus melewati enam hingga tujuh mata rantai, dari hulu sampai ke tangan konsumen. Dari peternak, sapi melalui belantik, calo, dan berbagai tahapan lain. Adapun daging sapi impor hanya melewati tiga mata rantai, yaitu dari importir, penggemukan sapi, lalu ke rumah potong hewan (RPH)
Menurut dia, pengusaha penggemukan sapi didorong untuk membeli langsung ke peternakan. Meski demikian, ia mengaku belum dapat memastikan seberapa panjang mata rantai yang akan dipotong. Sebab, ada banyak orang yang menggantungkan hidup pada mata rantai tersebut.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Senin, 8 Agustus 2016.
Salam,
Divisi Informasi
Divisi Informasi