Oleh: Setijadi | Chairman at Supply Chain Indonesia
Amblasnya Jembatan Comal berdampak terhadap kelancaran pengangkutan barang berupa meningkatnya waktu dan biaya pengiriman barang. Biaya pengangkutan bahan kebutuhan pokok, misalnya, diperkirakan naik antara 10%-25% karena harus beralih ke jalur alternatif. Selain itu, terjadi kerusakan komoditas buah dan sayur yang dikirim dari wilayah Jawa Tengah menuju Jakarta.
Kerusakan Jembatan Comal sangat mempengaruhi proses pengiriman barang di Jalur Pantura karena sekitar 80% pengiriman barang di Pulau Jawa masih didominasi oleh moda transportasi jalan. Selain itu, tidak tersedia jalur alternatif yang memadai, baik dari aspek kelas jalan maupun kondisinya.
Kerusakan Jembatan Comal diduga sebagai akibat kerusakan struktur bagian bawah jembatan akibat tergerus banjir pada Februari 2014. Oleh karena itu, langkah antisipasi untuk mengurangi potensi terulangnya kejadian, baik di Jembatan Comal maupun lokasi lainnya, antara lain dengan peningkatan pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur transportasi.
Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi laju kerusakan jalan dan jembatan, antara lain: penegakan aturan batas muatan, antara lain dengan pengoperasian jembatan timbang sesuai dengan fungsinya, peningkatan kualitas jalan dan jembatan, serta pengembangan jalan alternatif.
Pemerintah dan pihak-pihak terkait juga perlu berupaya mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan moda transportasi jalan raya. Peningkatan penggunaan kereta api perlu terus ditingkatkan, antara lain dengan meningkatkan kapasitas dan frekuensi perjalanan kereta barang, serta fasilitas (misalnya peralatan bongkar muat) dan pengelolaannya.
Pengiriman barang melalui laut juga perlu ditingkatkan dengan mengembangkan infrastruktur, termasuk untuk mendukung pengoperasian metode short sea shipping.