JAKARTA – Indonesia menjalin kerja sama di bidang kelautan dan perikanan dengan Maroko. Kesepakatan ini diharapkan bisa menggenjot ekspor perikanan yang kini baru mencapai kurang dari satu persen dari total ekspor Indonesia ke negara tersebut. Kerja sama ini juga untuk mengembangkan kapasitas kemaritiman Indonesia.
Jalinan kerja sama tersebut dikukuhkan lewat penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo dan Menteri Luar Negeri, Kerja Sama Afrika, dan Ekspatriat Maroko Nasser Bourita di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (28/10).
“Maroko merupakan negara yang memiliki track record yang baik dalam sektor perikanan. Dengan disepakatinya MoU ini, diharapkan perdagangan produk perikanan antara Indonesia dan Maroko dapat terus meningkat ke depannya,” kata Edhy lewat siaran pers, Selasa (29/10).
Maroko yang berada di persimpangan rute perdagangan utama yang menghubungkan Afrika, Amerika Serikat, Eropa dan Timur Tengah merupakan negara pusat ekspor di kawasan Afrika. Untuk mendukung posisinya sebagai pusat ekspor, Maroko memiliki Pelabuhan Internasional Casablanca yang menjadi pusat bisnis dan pelabuhan terbesar di wilayah Afrika Utara. Pelabuhan inilah yang menjadi titik utama perdagangan internasional Maroko.
Tak hanya didukung secara infrastruktur, Maroko juga memiliki perjanjian khusus dengan Uni Eropa terkait pembebasan tarif atas perdagangan produk industri. Termasuk di dalamnya pembebasan selektif perdagangan untuk produk pertanian, agro-food, dan produk perikanan.
“Hal ini menjadikan Maroko sebagai negara mitra yang penting bagi Indonesia,” imbuh Edhy.
Sebagai informasi, pada 2018, ekspor produk perikanan Indonesia ke Maroko tercatat sebesar US$185,1 ribu dengan komoditas utama antara lain tuna-tongkol-cakalang (TTC), ikan hias, dan udang.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.validnews.id/Dorong-Ekspor-Perikanan–Indonesia-Tandatangani-MoU-dengan-Maroko-vZG
Salam,
Divisi Informasi