JAKARTA, KOMPAS – Sistem teknologi informasi kepabeanan di Indonesia kerap mengalami gangguan selama setahun terakhir. Akibatnya, arus ekspor-impor berulang kali terhambat. Hal ini menimbulkan kerugian bagi pelaku usaha sekaligus menggerus kepercayaan mitra dagang internasional.
Berdasarkan wawancara Kompas dengan sejumlah pelaku usaha, sistem teknologi informasi kepabeanan berulang kali mengalami gangguan sehingga arus ekspor-impor kerap terhambat. Setahun terakhir, gangguan sistem rata-rata terjadi dua bulan sekali. Gangguan terakhir terjadi Selasa (17/5) mulai pukul 03:41 sampai dengan pukul 14:00. Namun, dampak gangguan itu masih berlanjut.
Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Organisasi Birokrasi dan Teknologi Informasi Susiwijono Moegiarso, Rabu (18/5), di Jakarta menyatakan, persoalan berawal dari padamnya listrik pada Gardu Gambir, Jakarta. Akibatnya. Pusat Data Kementerian Keuangan yang berlokasi di kawasan Gambir ikut padam.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan menyatakan, kegagalan sistem layanan dalam jaringan bea cukai tidak semestinya terjadi di tengah-tengah komitmen pemerintah memperbaiki waktu inap barang (dwelling time). Hal itu akan semakin memperburuk tingkat daya saing logistik Indonesia. Gangguan itu menghambat layanan dokumen keluar dan masuk barang untuk keperluan ekspor dan impor.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 19 Mei 2016