×
Supply Chain Indonesia Video Channel
QUESTIONS? CALL: +62 22 720 5375 +62 821 1515 9393

Supply Chain Indonesia

Supply Chain Indonesia

Lembaga Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi, Penelitian, Pengkajian & Pengembangan Logistik

+62227205375
Email: sekretariat@SupplyChainIndonesia.com

SUPPLY CHAIN INDONESIA
Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

Open in Google Maps
  • BERANDA
  • PROFIL
  • AGENDA
  • TRAINING
    • Basic Logistics
    • Supply Chain Management
    • SCM Maritime Sector
    • Cold Chain Logistics
    • Warehouse Management
    • Transportation Management
    • Procurement Management
    • Inventory Management
    • Demand Forecast & Sales Operations Planning
  • OPINI
  • UNDUH
    • Paparan SCI
    • Infografis
    • Data Logistik
    • Kementerian dan Lembaga
    • Asosiasi dan Lembaga Non-Pemerintah
    • Seminar dan Konferensi
    • Forum Diskusi
    • Materi Pembelajaran
      • ERP
      • Manajemen Logistik
      • Sistem Transportasi dan Distribusi
      • Supply Chain Management
      • Manajemen Persediaan
    • Peraturan Perundangan
      • Undang-Undang
      • Peraturan Presiden
      • Peraturan Gubernur
      • Peraturan Pemerintah
      • Kementerian Pekerjaan Umum
      • Kementerian Perdagangan
      • Kementerian Perhubungan
      • Kementerian Pertanian
      • Kementerian Keuangan
      • Badan Nasional Penanggulangan Bencana
      • Kementerian Perindustrian
      • Kementerian Kesehatan
  • HUBUNGI KAMI
FREEINFO
admin
Tuesday, 09 July 2013 / Published in Berita

Importir Penumpukan Kontainer: Pemerintah Diminta Lebih Tegas

Importir Penumpukan Kontainer:

Pemerintah Diminta Lebih Tegas 
 
 
Jakarta – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia mendesak pemerintah memberikan sanksi tegas kepada importir yang sengaja tak mengambil peti kemasnya di lapangan penumpukan.
 
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Iskandar Zulkarnian mengatakan ada banyak alasan importir lebih menyimpan barangnya dilapangan penumpukan dibandingkan dengan mengambilnya.
 
“Misalnya gudangnya sudah penuh, jadi lebih baik dia simpan di Priok lagi pula sewanya mungkin lebih murah. Kami minta pemerintah tegas,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (8/7).
 
Hal ini memakan tempat penumpukan sementara (TPS) sehingga tingkat penggunaan lapangan penumpukan (yard occupancy ratio/YOR) diatas 100%.
 
Iskandar memaparkan dengan kondisi itu, nyatanya barang yang diterima pengguna itu mencapai 15 hari-16 hari bukan 6 hari sebagaimana disebutkan oleh pemerintah. Pemerintah terus menekan dwelling time, proses pengeluaran barang di pelabuhan sampai kegudang pemilik, dari 6 hari menjadi 4 hari tetapi kini justru mencapai 9 hari.

Sumber Bisnis Indonesia, edisi  Selasa 9 Juli 2013

Komentar

comments

Tagged under: Asosiasi logistik dan forwarder indonesia, ketua ALFI, priok, tempat penumpukan sementara, yard occupancy ratio/YOR

What you can read next

58 Pilar Tol Dicek Ulang: Kontraktor Seksi E2 Tol Tanjung Priok Diberi Tambahan Waktu 26 Bulan
BI: Triwulan II-2021 Ekonomi Domistik Tampak Mulai Membaik
Pengelolaan Perikanan Harus Mulai Berpijak pada Komoditas Tertentu

Recent Posts

  • Ekspor Produk Perikanan ke China Diproyeksikan Lampaui 890 Juta Dolar AS

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementeria...
  • Marketplace Logistik KargoNexus Dongkrak Efisiensi Waktu Pengadaan Logistik Hingga 30 Persen

    Nextren.com – Rumitnya masalah logistik d...
  • Rajawali Nusindo Bangun Gudang Pusat Baru di Kawasan Industri Cikarang

    Jakarta (ANTARA) -Perusahaan distribusi dan per...
  • Operasional Pelabuhan Pangulubelo Dihentikan Mulai Juli Hingga Desember

    Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kela...
  • Deliveree Beberkan Tantangan Bisnis Logistik Di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Deliveree, startup ...
  • GET SOCIAL

Copyright © 2017, SUPPLY CHAIN INDONESIA | Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

TOP
WhatsApp chat