JAKARTA,KOMPAS – Konsep tol laut dengan pembangunan pelabuhan dan penambahan kapal dapat menjadi jalan keluar persoalan mahalnya biaya logistik. Saat ini, biaya logistik yang mahal memunculkan disparitas harga barang yang sangat lebar antara satu dan daerah lainnya.
“Setidaknya ada tiga kontradiksi yang terjadi di Indonesia, yaitu harga kebutuhan pokok berbeda-beda, harga barang impor lebih murah daripada produk lokal, dan ongkos impor barang lebih rendah daripada ekspor,” papar ekonom Faisal Basri dalam diskusi yang diadakan Perhimpunan Indonesia-Tionghoa, Sabtu (18/10), di Jakarta.
Semakin ke timur, perbedaan harga semakin lebar hingga empat kali lipat. Bahkan, harga semen di Papua 20 kali lebih mahal daripada di Pulau Jawa.
Munurut Faisal, hal itu disebabkan tingginya biaya logistik. Ongkos pengapalan dari Padang, Sumatera Barat, menuju Jakarta, misalnya, sebesar 600 dollar AS (sekitar Rp 7 juta). Padahal, ongkos pengapalan dari Singapura ke Jakarta yang jaraknya relatif sama sebesar 185 dollar AS (sekitar Rp 2 juta).
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan, potensi kelautan dan perikanan di Indonesia masih bisa dioptimalkan melalui pembangunan infrastruktur kelautan, seperti pembangunan pelabuhan dan penambahan kapal besar. Kadin memperkirakan potensi sumber daya kemaritiman sekitar Rp 250 triliun. Sumbangan sektor perikanan terhadap produk domestik bruto dalam 14 tahun terakhir berkisar 2-3 persen.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 20 Oktober 2014