JAKARTA – Antrean belasan kapal peti kemas untuk melakukan bongkar muat di Terminal Peti Kemas Makassar (TPM) semakin panjang. Bahkan sejumlah kapal harus menunggu 5–7 hari untuk dapat melakukan bongkar muat barang. Kondisi ini membuat beban biaya yang harus ditanggung pemilik kapal semakin besar.
Ketua DPC Indonesian National Shipowner’s Association (INSA) Makassar, Capt Zulkifli Syahril, berharap pengelola terminal peti kemas Makassar segera mencari solusi terbaik sehingga pelaku usaha dapat memangkas beban biaya. Apalagi sebagai gerbang utama perekonomian wilayah Indonesia Timur, Makassar memiliki posisi strategis dalam bisnis logistik nasional.
“Semakin lama aktivitas bongkar muat barang, biaya logistik akan semakin tinggi. Apalagi tarif bongkar muat kapal juga baru naik. Kasihan pengusahanya jika situasi seperti ini terus berlarut-larut,” ujar Zulkifli.
Menurut dia, antrean panjang kapal peti kemas ini sudah terjadi sekitar dua bulan. Hingga kini, ada 17 kapal yang mengantre. Kondisi ini diperkirakan baru akan kembali normal pada Februari mendatang atau setelah beroperasinya Pelabuhan MNP.
“Kemarin ada kesalahan teknis. Ada perawatan pada RTG (alat pengangkutan) yang membuat kapal antre,” ungkapnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi
#logistik #logistikindonesia #supplychainindonesia #untuklogistikindonesialebihbaik