Jakarta, Beritasatu.com – Meskipun ada kecenderungan membaiknya pasar perdagangan dunia pada 2021 setelah sempat terpuruk karena pandemi Covid-19 tahun sebelumnya, pemerintah diharapkan tetap hari-hati dalam menjaga neraca perdagangan. Sejumlah pakar meminta pemerintah meningkatkan signifikansi pengendalian impor barang, terutama barang konsumtif.
Harapan ini mengemuka pada Webinar “Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Pandemi Covid-19: Penguatan Ekspor” yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Sosial Politik (PKSP) Universitas Nasional Jakarta, bekerja sama dengan Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, dan Public Trust Indonesia, di Jakarta, Rabu (3/3/2021).
Webinar yang menghadirkan narasumber Vice President PT Sucofindo (Persero), Soleh Rusyadi Maryam; Pakar Ekonomi Universitas Nasional Jakarta, I Made Adnyana; dan Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta, Mukhaer Pakkana. Mukhaer Pakkana berharap pemerintah melanjutkan momentum surplus perdagangan pada 2020 dengan lebih mengendalikan pertumbuhan impor.
Vice President PT Sucofindo (Persero) Soleh Rusyadi Maryam mengemukakan nilai ekspor produk Indonesia 2020 mencapai angka terendah sejak tahun 2017, namun surplus yang dicatat (21,737 miliar dollar AS) merupakan yang tertinggi sejak tahun 2015.
Hal ini terjadi bukan karena adanya lonjakan ekspor tetapi karena nilai impor 2020 sebesar US$ 141,568 miliar merupakan yang terendah sejak tahun 2017. “Jadi inilah dampak nyata dari pandemi Covid 19 di tahun 2020,” terang Soleh.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.beritasatu.com/ekonomi/741029/jaga-surplus-pemerintah-diminta-kendalikan-impor-barang-konsumtif
Salam,
Divisi Informasi