BANDUNG-Para pelaku usaha di dalam negeri harus mulai mengubah paradigma saat hendak menetapkan lokasi pembangunan kawasan industri dari sebelumnya mendekati akses tol menjadi ke rel kereta api.
Demikian salah satu kesimpulan dari hasil seminar Pengangkutan Barang dengan Truk atau Kereta Api yang digelar Supply Chain Indonesia di Bandung, akhir pekan lalu.
Vice President Freight Marketing Sales and Customer Care PT Kereta Api Indonesa (Persero) Hendy Helmy mengatakan, prospek kelancaran akses lalu lintas via jalan tol akan bertahan lima tahun sedangkan menggunakan rel kereta api bisa mencapai 15 tahun.
“Belum lagi apabila pengiriman barang harus dilakukan ke sejumlah daerah yang memiliki jarak tempuh jauh, maka akan lebih hemat bila menggunakan kereta api ketimbang truk,” katanya Hendy yang menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan tersebut.
LEBIH BAIK
Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi mengakui bahwa moda transportasi kereta api masih jauh lebih baik ketimbang moda lainnya. Dengan demikian layak untuk terus dikembangkan.
Akan tetapi, masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki menyangkut aspek teknis yang dimaksudkannya seperti panjang rangkaian, fasilitas bongkar muat dan crane.
“Sedangkan aspek manajemen terkait percepatan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa,” ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengaku setuju apabila subsidi BBM dicabut dan dialihkan untuk kepentingan infrastruktur karena dari sekian banyak masalah transportasi yang ada, infrastuktur berdasarkan kajiannya menjadi masalah terbesar.
Disebutkannya, alokasi anggaran untuk infrastruktur di Indonesia secara nasional masih rendah tidak lebih dari 5% dari PDB.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 25 Agustus 2014