Bisnis.com, JAKARTA – Maraknya kendaraan truk dengan muatan berlebih atau over dimension over loading (ODOL) dinilai menjadi salah satu penyebab rel ganda kereta api belum bisa dimanfaatkan secara optimal.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Bidang Advokasi Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno. Menurutnya, saat ini angkutan barang didominasi oleh moda transportasi darat berbasis jalan raya.
“Kementerian Perhubungan akan melakukan Zero ODOL 2023, tetapi ini tidak mudah karena waktu tersisa 1,5 tahun. Di sisi lain, belum banyak yang bisa memindahkan [muatan] ini secara real, sehingga rel ganda yang sudah terbangun oleh Ditjen Perkeretaapian belum sepenuhnya termanfaatkan,” ujarnya dalam webinar Jelajah KAI, Selasa (5/10/2021).
Melihat kondisi sektor angkutan barang saat ini, Djoko menyebut, beban masih banyak terjadi di jalan raya. Maka dari itu, dia menilai, perlu adanya kesetaraan barang yang diangkut di jalan raya dan jalan rel.
“Selama ini kan masih dikenakan PPN 10 persen dan TAC [Track Access Charge]. Mungkin untuk sementara waktu ini bisa dihilangkan. Namun, ini memang harus ada diskusi khusus dengan Kemenkeu untuk menghitung secara keseluruhan apakah tetap seperti ini, tetapi nanti APBN-nya akan tergerus untuk jalan yang rusak, atau kurangi saja dengan perpindahan dari jalan raya menuju rel,” imbuhnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20211005/98/1450908/keberadaan-truk-odol-hambat-optimalisasi-rel-ganda-kereta-api
Salam,
Divisi Informasi