REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero), Irfan Setiaputra menyebutkan, masa terberat bagi maskapai pelat merah tersebut terjadi sejak Mei 2020. Dalam kurun waktu Mei hingga Juli, Irfan mengatakan, Garuda kehilangan empat peak season atau masa puncak bagi penumpang pesawat yakni saat arus mudik-balik, umrah, haji, dan liburan sekolah.
“Sekarang tinggal punya satu peak season lagi yakni liburan Natal dan tahun baru,” ujar Irfan dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Jakarta Chief Marketing Club (CMO) di Jakarta, Rabu (8/7) malam.
Kehilangan empat peak season akibat imbas pandemi Covid-19, Irfan mengatakan pendapatan Garuda turun 90 persen, 70 persen pesawat dalam kondisi grounded, dan parkir di Bandara Kertajati akibat ramainya parkir pesawat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Irfan mengatakan, prediksi secara umum menyebut kondisi kembali normal pada akhir 2022. Namun mayoritas analis memperkirakan kemungkinan normal pada 2023.
“Yang jadi persoalan bagaimana bisa bertahan sampai normal. Persoalan terbesar bertahan sampai saat itu karena mayoritas alat produksi kita pesawat terbang itu semuanya leasing yang harus dibayar meski nggak terbang,” lanjut Irfan.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://republika.co.id/berita/qd5ouv383/kejar-satu-empeak-seasonem-garuda-maksimalkan-layanan-kargo
Salam,
Divisi Informasi