JawaPos.com – Penyesuaian biaya pengangkutan kontainer (freight) domestik diprediksi terjadi hingga 2022. Pengamat dunia kemaritiman menilai bahwa kenaikan biaya pelayaran masih wajar. Meski begitu, pemerintah perlu mengantisipasinya dengan mendorong ekspor dan produksi kontainer.
Pengamat maritim dari ITS, Raja Oloan Saut Gurning mengakui, biaya pelayaran domestik memang sedang naik 15–20 persen. ”Meski naik, kami menilai masih wajar. Tapi, tetap perlu diantisipasi,” kata Saut.
Dia menjelaskan, upaya menaikkan tarif yang dilakukan perusahaan pelayaran dipicu banyak hal. Bukan hanya kenaikan harga BBM. Saat ini biaya operasional antar pelabuhan juga cenderung meningkat.
Menurut Saut, seharusnya bukan hanya industri pelayaran yang dievaluasi. Sebab, biaya pelayaran hanya 20 persen dari keseluruhan ongkos logistik. Komponen terbesar justru berada di darat. Saut mendorong pemerintah lebih ketat mengawasi pengiriman barang sebelum masuk ke pelabuhan.
”Perusahaan-perusahaan yang seenaknya menaikkan tarif angkutan barang di darat perlu ditegur. Jangan biarkan pungli terjadi. Biaya pengiriman barang harus tetap terkendali,” tuturnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.merdeka.com/uang/kerja-sama-dengan-kemenhub-pelindo-optimis-tingkatkan-pelayanan-logistik-labuan-bajo.html
Salam,
Divisi Informasi