Antrean truk angkutan barang yang akan menyeberang di Pelabuhan Merak, Banten menuju Bakauheni, Lampung merupakan salah satu alasan pemerintah membuka peluang investasi bagi swasta untuk membangun Jembatan Selat Sunda (JSS).
Investasi pembangunan jembatan sepanjang 29 kilometer (km) tersebut mencapai sekitar 10 miliar dolar AS atau setara Rp 100 triliun.
Mega proyek ini diharapkan dapat mendukung program pemerintah melalui Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) melalui penguatan konektivitas koridor 1 di Sumatera dan koridor II di Jawa. Tak dipungkiri, kemacetan di Merak ini seiring dengan bergulirnya rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Namun, bagaimana dengan investasi yang sudah ada di penyeberangan Pelabuhan Merak? Mengapa pemerintah tidak membenahi pelabuhannya dan infrastruktur pendukung lainnya untuk kelancaran penyeberangan? Padahal, jika pemerintah mau, dengan investasi kurang dari Rp 1 triliun kendala penyeberangan bisa diatasi. Sejauh mana JSS mampu menekan biaya transportasi bagi truk angkutan? Berikut wawancara khusus wartawan Harian Umum Suara Karya, H Syamsuri S dan fotograferAnissa Maya dengan Ketua Komite Tetap Bidang Perhubungan Laut DPP Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Carmelita Hartotodi Jakarta, kemarin.
Sumber beritadan berita selengkapnya: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=308285