JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus menumpuknya kendaraan truk pengangkut di pelabuhan Merak, Banten maupun fenomena antreannya hingga puluhan kilometer menuju kawasan pelabuhan tersebut sudah berjalan bertahun-tahun. Namun anehnya, permasalahannya tak urung dapat dituntaskan oleh pemerintah pusat, yang kemudian mengibaratkan seolah-olah menyerupai lingkaran setan.
“Inti persoalannya ada empat. Pertama, pengaturan jadwal yang tidak tertib ataupun ketat karena berperannya praktik pungli kepada para supir. Kedua, manajemen pengelola pelabuhan yang lemah, tidak efisien, dan amburadul. Ketiga, keterbatasan sarana utama pendukung pelabuhan yang semakin tidak memadai antara lain dermaga. Keempat, belum sesuainya kapasitas kapal yang ada di pelabuhan,” jelas Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan di Jakarta, Senin (4/6/2012).
Namun anehnya, kata Syahganda, pemerintah pusat terkesan mendiamkan hingga masalah tersebut kerap terkatung-katung, yang mencerminkan pemerintah seperti kehilangan akal dalam menuntaskan kasus penumpukan truk.