Oleh: Nova Indah Saragih
Dosen Program Studi Teknik Industri | Universitas Widyatama
Ongkos logistik merupakan faktor yang penting dan mempengaruhi daya saing, baik perusahaan maupun negara. Perusahaan dapat meningkatkan daya saing pasar dengan mengurangi ongkos logistik, hal tersebut berpengaruh pada penurunan total ongkos barang dan jasa. Semakin besar daya saing pasar baik itu negara maupun perusahaan, maka akan berpotensi semakin menumbuhkan daya saing negara dalam bidang industri yang lebih besar dan dalam skala global.
Dari sudut pandang kebijakan negara, pengurangan ongkos yang efektif dalam sistem logistik nasional dapat diusahakan hanya dengan cara mengidentifikasi komponen secara individual. Hal ini menyebabkan perhitungan ongkos logistik secara individual merupakan hal yang kritis untuk negara dalam usaha untuk membuat kebijakan yang sesuai (Economic and Social Commission For Asia and The Pasific, 2002).
Sebelum dijelaskan mengenai komponen ongkos logistik nasional, maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai komponen utama logistik. Tidak ada standar untuk hal ini, maka penjelasan komponen logistik akan didasarkan pada Rushton dkk. (2006) dalam Pishvaee dkk. (2009). Penyimpanan dan pergudangan, pengepakan dan unitisasi, transportasi, persediaan, informasi, dan pengendalian merupakan komponen utama dalam aktivitas logistik.
Setiap metode menggunakan komponen yang berbeda dalam menghitung ongkos logistik dengan disparitas yang kecil. Meskipun demikian, kebanyakan metode ini mempertimbangkan ongkos transportasi, persediaan, dan adminsitrasi sebagai komponennya. Berdasarkan Zeng and Rossetti (2003) akan dijelaskan komponen ongkos logistik sebagai: transportasi, ongkos penyimpanan, administrasi, pajak, risiko dan kerusakan, penyimpanan, dan pengepakan.
Jika ongkos logistik dibagi berdasarkan taksonominya, ongkos logistik terbagi menjadi empat tipe yaitu ongkos langsung, ongkos tidak langsung, ongkos fungsional, dan ongkos overhead atau ongkos alternatif (Tabel 2). Taksonomi ini sangat penting karena setiap tipe ongkos memiliki perbedaan sifat dan sifat ini harus dipertimbangkan dalam analisis ongkos serta tindakan perbaikan.
Apapun metode yang digunakan dalam mengestimasi ongkos logistik nasional, secara general komponen ongkos logistik dibagi menjadi lebih umum yang hampir termasuk dalam ongkos transportasi, persediaan, dan administrasi.
Referensi:
- Economic And Social Commission For Asia And The Pasific (2002): Commercial Development of Regional Ports as Logistics Centres, United Nations.
- Pishvaee, M.S., Basiri, H., dan Sajadieh, M.S. (2009): Supply Chain and Logistics in National, International and Governmental Environment (Concepts and Models), Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
- Zeng, A.Z., dan Rossetti, C. (2003): Developing a Framework for Evaluating the Logistics Costs in Global Sourcing Processes, International Journal Physical Distribution Logistics Management, 33, 785–803.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Komponen Ongkos Logistik Nasional (Bagian 1 dari 2 tulisan) (761.0 KiB, 338 hits)