Oleh: Putu Franciska Fajarini, S.Log., M.S.M.
Junior Consultant
Supply Chain Indonesia
Logistics Performances Index (LPI)
Logistics Performances Index (LPI) merupakan alat perbandingan interaktif yang menunjukkan nilai kinerja logistik suatu negara secara umum, serta bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tantangan dan peluang yang mungkin dihadapi dalam kinerja logistik perdagangan negara. LPI yang dikeluarkan oleh Bank Dunia itu dapat membantu suatu negara untuk mengidentifikasi kebijakan yang tepat dalam rangka peningkatan kinerja logistik nasionalnya.
LPI Report dikeluarkan oleh Bank Dunia berdasarkan umpan balik dari para pemangku kepentingan yang melaksanakan kegiatan logistik di suatu negara tertentu. Penentuan LPI oleh Bank Dunia, dilakukan dengan melakukan analisis terhadap enam komponen penting dalam suatu kegiatan logistik nasional yaitu:
- Customs – Efisiensi pengurusan kepabeanan dan pembatasan.
- Infrastructures – Kualitas infrastruktur terkait perdagangan dan transportasi.
- International Shipments – Kemudahan pengaturan harga bersaing internasional pengiriman
- Service Quality – Kompetensi dan kualitas layanan logistik.
- Tracking and Tracing – Kemampuan untuk melacak dan melacak kiriman.
- Timeliness – Frekuensi pengiriman mencapai penerima barang dalam waktu pengiriman yang dijadwalkan atau diharapkan.
Pemilihan indikator diatas dilakukan melalui penelitian teoritis dan empiris, juga melalui jejak pendapat dengan praktisi profesional yang berpengalaman di bidang logistik serta terlibat dalam pengiriman barang internasional. Indikator-indikator tersebut dibagi menjadi dua kategori utama yaitu:
- Kategori kebijakan dan regulasi didefinisikan sebagai indikator yang menunjukkan input utama untuk mendukung rantai pasok. Kategori ini terdiri dari customs, infrastructures, dan service quality.
- Kategori output kinerja rantai pasok didefinisikan sebagai indikator yang menunjukkan hasil dari kinerja rantai pasokan yang meliputi biaya, waktu dan keandalan rantai pasokan. Kategori ini terdiri dari international shipments, tracking and tracing, dan timeliness.
Teknik Pengukuran Logistics Performances Index (LPI)
Pengukuran LPI menggunakan metode kuantatif dengan menggunakan teknik statistik standar untuk mengumpulkan data menjadi satu indikator dan mengubah informasi kualitatif menjadi informasi kuantitatif.
Pada pengukuran LPI 2023, dua kategori data tambahan digunakan untuk pengukuran LPI yaitu:
- Indeks kinerja logistik (LPI) berbasis survei, yang dihasilkan dari survei LPI tradisional terhadap profesional logistik
- Indikator kinerja utama (KPI) baru yang mengukur kecepatan perdagangan aktual lintas negara dan benua.
KPI baru berasal dari dataset pelacakan arus pengiriman global, memanfaatkan big data, yang mencakup pengiriman kontainer, kargo udara, dan parsel. KPI yang baru belum termasuk dalam penyusunan indikator utama LPI untuk penentuan skor dan peringkat negara. Indikator utama dan tetap hanya berdasarkan LPI berbasis survei.
Kedua kategori indikator ini memberikan pemahaman kinerja logistik yang saling melengkapi namun konsisten. KPI mengukur waktu atau menghitung kinerja tautan tertentu (misalnya keterlambatan di pelabuhan atau bandara), sedangkan LPI berbasis survei memberikan penilaian di seluruh negara terhadap enam aspek kinerja logistik: infrastruktur terkait perdagangan dan transportasi (infrastructures), bea cukai dan manajemen perbatasan (customs), kualitas layanan logistik (service quality), ketepatan waktu pengiriman (Timeliness), kemampuan untuk melacak pengiriman (Tracking and tracing), dan kemampuan untuk menciptakan harga yang bersaing pada pengiriman internasional (International Shipment).
Indeks Kinerja Logistik (LPI) berbasis survei, dilakukan melalui survei online kepada para profesional logistik dari perusahaan ekspedisi multinasional dan operator ekspres utama. Pandangan mereka dianggap penting karena secara langsung memengaruhi pilihan rute dan gerbang pengiriman, yang secara tidak langsung memengaruhi keputusan perusahaan tentang lokasi produksi, pilihan pemasok, dan target pasar.
Skor LPI dikategorisasi menjadi empat kelompok kinerja, berdasarkan kuartil skor yang dapat dilihat pada grafik kategorisasi skor LPI:
- Poor logistics performers. Negara dengan kendala logistik yang parah, seperti negara kurang berkembang (43 negara di kuartil terbawah).
- Partial performers. Negara dengan tingkat kendala logistik paling banyak terlihat di negara berpenghasilan rendah dan menengah (46 negara di kuartil menengah dan kuartil kedua dari bawah).
- Consistent performers. Negara-negara menilai kinerja logistik lebih baik daripada kebanyakan negara lain dalam kelompok pendapatan mereka (25 negara di kuartil kedua dari atas).
- Logistics-friendly. Negara dengan kinerja terbaik, sebagian besar berada di kelompok berpenghasilan tinggi (25 negara di kuartil teratas).
Perkembangan Logistics Performances Index (LPI) Indonesia (2007-2023)
Sektor logistik dan transportasi Indonesia merupakan sektor bisnis yang kompleks namun memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Menurut laporan Ken Research, pasar logistik Indonesia diperkirakan akan menghasilkan pendapatan CAGR sebesar 7,9% mencapai US$ 300,3 miliar pada 2024. Ini termasuk angkutan barang, pengiriman barang, pergudangan, kurir, ekspres dan paket (CEP) pada segmen layanan pemberian nilai tambah dan logistik rantai dingin (Ken Research, 2019).
Namun sayangnya, skor LPI Indonesia masih berada dalam skala 2,50-3,20 sepanjang tahun 2007 sampai 2023. Berdasarkan skor tersebut, Indonesia masih dikategorikan sebagai partial performers, dengan kendala logistik paling banyak terlihat di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kendala logistik tersebut dapat berupa insfrastruktur yang kurang memadai, kurangnya pengembangan teknologi, kondisi geografis dan demografi serta konektivitas jaringan logistik.
Berdasarkan grafik LPI Indonesia 2007-2023 terlihat bahwa LPI Indonesia tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 0.15 dari LPI sebelumnya yaitu LPI tahun 2018. Penurunan ini juga terlihat dari menurunnya skor dari beberapa indikator, jika dibandingkan dari periode sebelumnya, yaitu Timelines, Tracking & Tracing, International Shipments, dan Logistics Competence & Quality.
Namun, indikator lainnya seperti Customs dan Infrastructure cenderung stagnan dan tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan. Mengingat sifat geografis Indonesia, transportasi multimoda (darat, kereta api, laut, dan udara) diperlukan untuk mengangkut barang. Oleh karena itu, pemerataan pembangunan insfrastruktur perlu dilakukan untuk meminimasi biaya pengiriman, terutama untuk daerah di luar Jawa karena mengisolasi mereka dari pemerataan barang, sehingga harga barang tinggi karena kurangnya ketersediaan (ACVentures, 2020).
LPI memang tidak dapat menggambarkan kinerja logistik suatu negara secara utuh, namun dapat dijadikan benchmarking ataupun tolok ukur oleh pemangku kebijakan untuk melihat peluang perbaikan yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas layanan logistik nasional.
26 April 2023
Referensi:
Ken Research. (2019, March). Indonesia Logistics and Warehousing Market Outlook to 2023 – Driven by Infrastructure Spending for Airport and Seaports Albeit by Poor Existing Road Network. Retrieved from kenresearch.com: https://www.kenresearch.com/automotive-transportation-and-warehousing/logistics-and-shipping/indonesia-logistics-warehousing-market/187996-100.html
World Bank. (2023). The Logistics Performances Index 2023. Washington: World Bank.
ACVentures. (2020). Logistics Landscape in Indonesia. ACVentures.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia
Download artikel ini:
SCI - Artikel Logistics Performances Index, Komponen, dan Metode Pengukurannya (431.9 KiB, 238 hits)