Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. | Senior Consultant at Supply Chain Indonesia
Perkembangan bisnis industri pos dan kurir dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat, terutama dipicu dengan peningkatan aktivitas perdagangan on-line (e-commerce). Model bisnis e-commerce sejatinya ditopang 3 pilar utama, yaitu: sourcing, e-market place, dan last-mile delivery.
Sasaran dari aktivitas sourcing adalah mendapatkan barang-barang dari merchant atau supplier untuk diperdagangkan secara on-line. Aktivitas sourcing dilakukan melalui kolaborasi dengan merchant atau supplier sebagai pemilik barang. E-market place, berperan sebagai “warung on-line” yang menjajakan barang-barang dalam website secara menarik. Sementara aktivitas last-mile delivery menjadi pilar penting untuk memastikan pengiriman barang yang dipesan konsumen dapat diserahkan dengan tepat waktu, tepat produk, tepat kuantitas, tepat harga, tepat penerima, dan tepat kualitas.
Trend dalam e-commerce
Beberapa trend dari pertumbuhan e-commerce yang sangat cepat sebagai berikut:
- Peningkatan penggunaan internet
Saat ini diperkirakan lebih dari setengah transaksi perdagangan ritel telah menggunakan e-commerce (ATKearney, 2014). Hal ini didorong dengan semakin banyaknya orang-orang yang menggunakan gawai dalam mengakses internet. Faktor kemudahan dan kenyamanan menggunakan smartphone dalam mengakses internet, memungkinkan konsumen semakin intensif melakukan belanja on-line dalam transaksi pembelian barang-barang.
- Peningkatan bisnis B2C
Kecenderungan konsumen memilih menggunakan transaksi pembelian barang-barang secara on-line, mendorong masuknya perusahaan untuk menyelenggarakan bisnis on-line. Pemain di bisnis e-commerce seperti Zalora, Lazada, Toko Bagus, dan sebagainya, semakin meningkatkan volume transaksi bisnis e-commerce.
- Sebaran geografi
Sebaran georgrafi konsumen pengguna e-commerce semakin tersebar, tidak hanya terkonsentrasi pada pusat-pusat ekonomi di Jawa atau kota-kota besar saja. Penetrasi internet dan penggunaan smartphone semakin memperluas sebaran konsumen yang menggunakan transaksi belanja secara on-line.
Tantangan logistik e-commerce
Perusahaan pengelola e-commerce dalam melaksanakan logistik dapat dilakukan sendiri atau diserahkan pengelolaannya ke perusahaan kurir.
Umumnya, kegiatan inti dari logistik e-commerce mencakup:
- Processing, meliputi aktivitas sortir dan cross-docking pertukaran kiriman.
- Transporting, meliputi transportasi kiriman baik transportasi dari dan antar processing center sebagai hub, dan dari processing center ke delivery center sebagai spoke.
- Delivery, meliputi aktivitas pengantaran barang ke alamat tujuan penerima.
Untuk dapat meningkatkan kinerja bisnis e-commerce, perusahaan perlu menggunakan pendekatan sistem manajemen logistik dan supply chain.
Inti dari logistik adalah transportasi dan pergudangan, untuk melakukan movement barang atau kiriman dari satu titik asal ke titik tujuan. Kunci keberhasilan aktivitas logistik adalah: quality, cost, dan time.
Dengan pendekatan sistem logistik dan supply chain, perusahaan dalam merancang sistem manajemen transportasi akan melakukan penentuan jalur transportasi (routing), penentuan jadwal keberangkatan dan kedatangan (schedulling), pemilihan moda transportasi (trucking, kereta api, angkutan laut, dan angkutan udara), dan penentuan lokasi warehousing untuk pemrosesan dan distribusi kiriman. Sasaran dari sistem manajemen transportasi dan warehousing adalah efisiensi biaya, ketepatan waktu pengiriman (lead time), dan keamanan barang.
Pengelolaan logistik e-commerce mensyaratkan lokasi distributor warehouse yang lebih mendekati dengan customer. Dari perspektif inventory, distributor warehouse untuk logistik e-commerce didesain untuk menangani fast moving consumer goods.
Model logistik e-commerce dirancang untuk memenuhi fungsi e-fulfillment. Order diproses melalui sistem aplikasi ICT, yang memungkinkan identifikasi perintah picking barang dari main warehouse ke parcel hub, untuk selanjutnya diproses penyortiran di sortation center atau langsung ke local depot (urban logistics). Dari sortation center diproses di parcel delivery center untuk didistribusikan langsung ke customer penerima, collection point, atau delivery point.
Model logistik e-commerce dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis fasilitas yang digunakan:
- Mega e-fulfillment centers. Fasilitas pergudangan ini digunakan untuk menyimpan barang yang dioperasikan oleh retailer atau 3PL. Umumnya, luas gudang ini tidak kurang dari 500.000 m2 atau 50 ha sampai dengan 1.000.000 m2 atau 100 ha. Operasional gudang ini 24 jam per hari dan 7 hari dalam seminggu (24/7).
- Parcel hubs/sortation centers. Parcel hubs melakukan sortasi order berdasarkan kode pos, untuk selanjutnya dilakukan proses pengiriman atau pengantaran parcel ke alamat penerima atau collection point.
- Parcel delivery centers. Parcel deliver center melakukan aktivitas last-mile delivery ke alamat penerima.
Isu-isu terkini
Perusahaan dalam menyelenggarakan e-commerce kedepan semakin kompleks, dan tuntutan kebutuhan untuk pengelolaan barang memerlukan sistem manajemen logistik dan supply chain yang andal.
Isu-isu terkini dalam sistem manajemen logistik dan supply chain untuk mengelola operasi logistik e-commerce saat ini:
- Warehousing dan material handling equipment
Perkembangan e-commerce memungkinkan variasi barang-barang yang semakin banyak, baik dari jenis atau stock keeping unit, volume, maupun ukuran, yang memerlukan pengelolaan pergudangan dengan material handling yang semakin baik, dari aspek pengelolaan order processing, inventory management, dan distribusi.
- Safety transport
Transportasi menjadi pilar penting dalam sistem manajemen logistik dan supply chain. Tantangan dalam transportasi tidak hanya kecepatan dalam distribusi barang, namun yang paling mendasar adalah pemenuhan aspek keamanan. Keamanan transportasi mencakup keamanan kiriman dan keamanan moda transportasi. Manajer perusahaan perlu menerapkan secara konsisten pelaksanaan sistem manajemen mutu dan keamanan sesuai standar best practice atau ISO.
- Cross-border e-commerce
Tidak ada hambatan secara signifikan dalam perdagangan e-commerce. Arus pergerakan barang dalam e-commerce telah memasuki lintas batas antar negara.
- Green logistics
Logisitik berkontribusi terhadap keberlangsungan lingkungan. Aktivitas logistik yang banyak melibatkan transportasi, baik transportasi jalan raya, kereta api, angkutan laut, dan angkutan udara, turut memberikan kontribusi bagi kelestarian lingkungan. Emisi karbon monoksida dan penggunaan energi yang ramah lingkungan perlu menjadi perhatian manajer perusahaan dalam mengoperasikan transportasi.
Penutup
Pertumbuhan e-commerce yang sangat cepat memberikan peluang bagi perusahaan yang bergerak di bisnis e-commerce untuk melakukan kolaborasi dengan perusahaan penyedia jasa logsitik (3PL) untuk bersama memberikan solusi permasalahan permasalahan pengelolaan logistik e-commerce untuk mencapai sasaran service level objective (SLO) dari aspek: quality, cost, dan time.
Download Artikel ini:
Logistik E-Commerce (448.7 KiB, 5,181 hits)