Bisnis.com, JAKARTA – Angkutan kargo udara akan menjadi andalan para maskapai berjadwal untuk meraup untung pada Semester II/2020 di tengah penerbangan penumpang yang belum bangkit akibat pandemi virus corona. Angkutan kargo pun akan didominasi alat-alat kesehatan, ekspornya membutuhkan stimulus.
Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menuturkan pada Semester II/2020 ini potensi cargo lebih banyak pada alat-alat kesehatan terutama obat dan perlengkapan lainnya yang berkaitan dengan Covid-19.
“Ekspektasinya dengan mulai diberlakukan new normal produksi mulai bergerak sehingga ada produk-produk yang kembali bisa dikirim baik di dalam negeri maupun tujuan ekspor, ekonomi mulai bergerak lagi dan tarif angkutan udara sudah mulai sedikit turun, tidak seperti awal adanya all cargo passenger aircraft yang tarifnya sangat mahal,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (5/7/2020).
Dia berharap pemerintah dapat memberi stimulus pada pesawat angkutan barang internasional sehingga produk-produk yang tidak bisa diekspor karena mahalnya pesawat angkutan barang dapat kembali diekspor. Dengan demikian, aktivitas ekspor pun dapat semakin menggeliat.
Menurutnya, hampir semua penerbangan berjadwal kini fokus kepada angkutan barang (kargo), padahal sebelumnya pendapatan dari penumpang itu mencapai angka 95 persen dari total pendapatan maskapai. Namun, di era pandemi virus corona ini pendapatan angkutan barang pesawat penumpang mencapai 90 persen. Artinya, pada saat pandemi Covid-19 ini angkutan cargo menjadi pendapatan utama.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200705/98/1261854/maskapai-berjadwal-andalkan-kargo-udara-ekspor-butuh-stimulus
Salam,
Divisi Informasi