Oleh: Bortiandy Tobing
Business and Plant Controller Manager
PT Andalan Furnindo
Kenaikan Harga Komoditas Gula Mentah Dunia
Memasuki kuartal ke-2 2023, komoditas gula mentah dunia (Raw Sugar NY#11) telah melebihi harga psikologis di atas USD 24 cent/lbs. Kenaikan harga gula mentah dunia ini disebabkan oleh musim giling tebu yang telah berakhir di beberapa negara produsen. Selain itu, revisi proyeksi panen tebu mendatang dari negara produsen (India, Thailand, Cina, dan Pakistan), dampak dari perubahan iklim dunia, serta kebijakan pemerintah Brazil yang mencabut fasilitas bebas pajak bahan bakar gasoline yang meningkatkan menjadikan pencampuran bio-ethanol lebih menguntungkan (trading economics, 2023).
Kenaikan harga gula mentah dunia harus dicermati pelaku usaha Industri Makanan dan Minuman (Mamin) Nasional, karena akan memicu kenaikan harga jual yang berdampak pada turunnya minat beli masyarakat, serta ancaman produk Mamin impor yang akan masuk dengan harga yang relatif lebih murah. Kenaikan harga gula dunia ini merupakan lampu kuning bagi industri mamin nasional, dan para pelaku usaha diharapkan mampu mengambil langkah konkrit agar mampu bertahan di saat optimisme prediksi kenaikan penjualan pasca pandemi COVID-19.
Steady State Economic – Jumlah Pembeli Bukan Daya Beli (2018 – Rejuvenation in Shifting and Steady State Economic)
Prediksi resesi ekonomi dunia di tahun 2023 telah memengaruhi pelaku usaha nasional khususnya setelah melihat realisasi penjualan produk makanan dan minuman pada masa puncak (seasonal) menyambut perayaan Idul Fitri 1444 H. Situasi ini juga seolah-olah menegaskan bahwa prediksi tersebut mulai berdampak pada negara Indonesia.
Namun, jika dicermati, saat ini produk-produk FMCG, khususnya makanan dan minuman telah bertumbuh dan berkembang baik varian produk maupun perusahaan/merek produk yang ditawarkan kepada konsumen. Sebagaimana pernyataan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) setiap tahun akan pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman Indonesia dan di tahun 2023 ini diprediksi sebesar 5% (Islamiati, 2023). Pertumbuhan produk makanan dan minuman khususnya pasca pandemic Covid-19, telah menjadikan persaingan yang semakin ketat. Tidak jarang saat ini ditemui berbagai brand atau merek baru untuk berbagai varian produk yang selama ini hanya dihasilkan oleh merek lama.
Disisi lain, pertumbuhan dan perkembangan industri makanan dan minuman tidak sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang di tahun 2022 sebesar 1.17% (BPS, 2023). Ketimpangan pertumbuhan (fake growth) ini akhirnya berdampak pada over supply barang dan jasa, sehingga tidak jarang kita temukan hampir setiap akhir pekan, di berbagai retail/modern market promo-promo khususnya produk makanan dan minuman. Jika ditelusuri lebih lanjut, sesungguhnya angka pertumbuhan industri yang terjadi setiap tahun merupakan bagian dari strategi untuk memperkecil biaya produksi dengan meningkatkan kapasitas/varian produk atas kenaikan biaya produksi sebagai bagian dari efek domino kenaikan upah buruh tahunan.
Selanjutnya, peningkatan angka GDP (salah satunya disebabkan dari kenaikan UMR) atau perubahan strata ekonomi masyarakat, bukan berarti rumah tangga kelas menengah dan atas, memiliki pola konsumsi yang lebih banyak dari rumah tangga yang memiliki penghasilan rata-rata. Perubahan/peningkatan strata ekonomi bukan pada pola konsumsi, tetapi lebih kepada perubahan gaya hidup dan perubahan preferensi konsumen atas produk/jasa. Masyarakat dengan penghasilan rata-rata tentu memiliki preferensi untuk produk dengan harga yang relatif lebih murah. Sehingga tantangan dunia industry, khususnya makanan dan minuman adalah jumlah pembeli yang relative stagnan (kuantitas), bukan pada daya beli masyarakat.
Lampu Kuning Industri Makan dan Minuman
Kenaikan harga komoditas gula mentah dunia serta persaingan sangat ketat dalam pertumbuhan industri makanan dan minuman harus dicermati dengan seksama. Kenaikan harga gula dunia yang berdampak langsung di negara kita, beberapa negara Asean, masih mampu untuk mengendalikan harga gula kepada konsumen di bawah harga jual di negara kita (Thailand produsen gula tebu; Malaysia dan beberapa negara lain memiliki kebijakan impor gula mentah yang berbeda dengan Indonesia). Dari aspek kebijakan, pemerintah akan dapat melindungi industri gula rafinasi dari gula rafinasi impor untuk kebutuhan industri yang akan berdampak langsung pada kenaikan harga pokok produksi makanan dan minuman. Akan tetapi, dalam hal produk jadi makanan dan minuman, pemerintah tidak dapat menahan masuknya produk makanan dan minuman impor negara Asean dengan harga yang lebih murah.
Laju pertumbuhan yang semu (fake growth) serta kenaikan harga gula dunia di kuartal kedua 2023 ini, merupakan lampu kuning bagi seluruh pelaku usaha pada rantai nilai industri makanan dan minuman. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
- Peninjauan kembali rencana produksi dan rencana penjualan produk.
Akhir dari trend kenaikan harga gula dunia, hingga saat ini belum dapat dipastikan. Untuk itu, maka seluruh industri makanan dan minuman harus meninjau kembali mengenai target produksi dan penjualan di tahun 2023. Peninjauan ini bukan saja didasari atas pengaruh kenaikan harga jual produk tetapi juga potensi masuknya produk impor makanan minuman negara-negara Asean ke pasar nasional dengan harga yang lebih terjangkau. Peninjauan ulang sangat penting dalam memastikan kelancaran arus keuangan (cash flow) perusahaan dan keberlangsungan usaha. Peninjauan rencana produksi dan penjualan juga bertujuan untuk mengendalikan biaya yang harus dikeluarkan dari penggunaan sumber daya perusahaan.
Perubahan atas rencana produksi dan penjualan oleh industri makanan dan minuman tentunya berdampak langsung pada seluruh industri hulu hingga hilir. Industri tepung terigu, gula rafinasi hingga logistik dan distribusi juga harus mampu melihat dan mengantisipasi perubahan yang akan terjadi. - Pengendalian ketat ketersediaan produk dan material
Persediaan (inventory)yang terkendali merupakan salah satu kunci bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam berbagai gejolak ekonomi yang menghampiri. Dalam kondisi saat ini dimana trend kenaikan harga gula dunia, seluruh pelaku industri makanan dan minuman perlu melakukan pengendalian yang ketat tidak saja ada produk dan material yang tersimpan di gudang pabrik, tetapi juga pada produk yang berada di gudang distributor. Suka atau tidak suka, selling program (discount, banded, dan lainnya) yang dilakukan oleh pesaing akan mempengaruhi preferensi konsumen pada strata bawah dan menengah dalam membeli produk yang dibutuhkan. Loyalitas akan merek dan kualitas hanya berada pada strata ekonomi atas yang tentunya dalam populasi yang terbatas. Harga yang jual produk yang naik, merupakan pemicu konsumen dalam mencari produk alternatif yang dapat memenuhi ekspektasi mereka. - Inovasi dan Peningkatan (Improvement)
Penurunan kapasitas produksi yang terencana, merupakan waktu yang tepat bagi pelaku usaha untuk melakukan peninjauan terhadap berbagai varian produk yang telah dihasilkan, baik kontribusi margin, respon konsumen (repeat order) serta product positioning terhadap pesaing. Peremajaan (product rejuvenate), pengembangan produk baru, bahkan penghapusan produk, merupakan langkah yang dapat digunakan untuk dapat meningkatkan daya saing usaha. Dalam hal penggunaan sumber daya, penurunan kapasitas produksi yang terencana juga merupakan waktu yang tepat dalam melakukan evaluasi terhadap kontribusi nyata setiap sumber daya terhadap produk dan jasa. Kondisi operasional yang padat cenderung menciptakan suasana sibuk pada semua lini.
Tidak ada yang serba kebetulan! Setiap langkah yang tertata saat ini akan menentukan arah selanjutnya dalam menggapai asa. Meraih keuntungan saat menutup tahun 2023 yang akan datang merupakan harapan dari setiap pelaku usaha. Untuk itu, dengan segala kendala dan tantangan yang ada, setiap pelaku usaha harus mampu kembali menata langkah dan mewujudkan asa akan keberlangsungan usaha.
27 April 2023
Referensi:
Trading economics. (2023, April). Gula – Kontrak Berjangka – Harga. Retrieved from tradingeconomics.com: https://id.tradingeconomics.com/commodity/sugar
BPS. (2023, April). Laju Pertumbuhan Penduduk (Persen), 2020-2022. Retrieved from bps.go.id: https://www.bps.go.id/indicator/12/1976/1/laju-pertumbuhan-penduduk.html
Islamiati, W. (2023, January 29). Gapmmi Proyeksi Industri Mamin Tumbuh 5 Persen di 2023 Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Gapmmi Proyeksi Industri Mamin Tumbuh 5 Persen di 2023”, Klik selengkapnya di sini: https://ekonomi.bisnis.com/read/20230129/257/1622577/gapmmi-pr. Retrieved from ekonomi.bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20230129/257/1622577/gapmmi-proyeksi-industri-mamin-tumbuh-5-persen-di-2023
Data industri. (2023). Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman, 2011-2022. Retrieved from dataindustri.com: https://www.dataindustri.com/produk/data-pertumbuhan-industri-makanan-dan-minuman/
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia
Download artikel ini:
SCI - Artikel Menggapai Asa, Menata Langkah: Lampu Kuning Industri Minuman 2023 (950.2 KiB, 144 hits)