Oleh: Dr. Zaroni, CISCP., CFMP.
Head of Consulting Division | Supply Chain Indonesia
Peran Manajemen Supply Chain dan Logistik
Perdagangan ekspor mutlak memerlukan manajemen rantai pasokan dan sistem logistik ekspor yang andal. Selain standar dan kualitas produk yang ketat, perdagangan ekspor mensyaratkan pengiriman produk secara tepat waktu dengan kondisi produk yang sangat baik.
Standar dan kualitas produk ekspor memerlukan pengelolaan rantai pasokan yang efektif. Produk-produk olahan dari komoditas pertanian seperti kripik singkong misalnya, mensyaratkan kualitas singkong yang baik dan pasokan singkong yang mencukupi serta kontinu. Oleh karena itu, pemilihan pemasok bahan baku dan menjamin kontinuitasnya perlu menjadi perhatian para pengusaha ekspor.
Inventory bahan baku untuk menjaga kontinuitas produksi, pemilihan lokasi fasilitas produksi dan pergudangan, serta strategi distribusi produk ekspor perlu dikelola dengan baik. Logistik berperan penting dalam perdagangan ekspor. Dua sisi penting pengaruh logistik terhadap kinerja perdagangan ekspor adalah ketepatan pengiriman produk dan biaya logistik ekspor.
Banyak perusahaan ekspor Indonesia utamanya sektor UMKM yang menghadapi kendala dalam pengiriman produk ke luar negeri, selain permasalahan perizinan dan penerapan standar mutu produk. Penggunaan perusahaan penyedia jasa logistik (3rd Party Logistics) seperti freight forwarder membantu pengurusan pengiriman produk ekspor, termasuk pengurusan dokumen pengiriman. Perusahaan freight forwarder ini memberikan pelayanan berupa pengurusan dokumen ekspor, konsolidasi kiriman, air freight atau sea freight, dan delivery.
Proses pengiriman barang ekspor dimulai saat eksportir mempersiapkan barang yang akan diekspor dengan dilakukan packaging, stuffing ke kontainer hingga barang siap untuk dikirim. Setelah barang siap dan sudah ada jadwal kapal yang akan mengangkut barang tersebut, eksportir dapat mengajukan dokumen kepabeanan yang dikenal dengan Pemberitahuan Barang Ekspor (PEB). PEB tersebut berisi data barang ekspor:
- Data eksportir,
- Data penerima barang,
- Data customs broker (bila ada),
- Sarana pengangkut yang akan mengangkut,
- Negara tujuan, dan
- Uraian barang seperti jumlah dan jenis barang, dokumen yang menyertai, dan nomor kontainer yang dipakai.
Persoalan biaya pengiriman produk ekspor juga menjadi kendala bagi sebagian pengusaha ekspor. Seringkali biaya pengiriman produk ekspor melebihi harga produknya sendiri. Perlu perbaikan sistem logistik ekspor agar biaya pengiriman produk ekspor semakin efisien, sehingga produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar global.
Perbaikan sistem logistik ini dilakukan dalam perspektif makro dan mikro. Perspektif makro menjadi peran Pemerintah. Penyediaan dan perbaikan infrastruktur logistik ekspor seperti layanan pelabuhan dan bandar udara untuk kelancaran proses pengiriman ekspor, pengurangan waktu, dan biaya.
Perbaikan proses birokrasi, utamanya perizinan ekspor menjadi tindakan nyata yang harus dilakukan pemerintah. Layanan perizinan ekspor terpadu seperti penerapan portal Indonesia National Single Window (INSW) sebagai single submission. Eksportir hanya cukup satu kali melakukan permohonan izin dan akan mendapatkan satu identitas dan terintegrasi di berbagai kementerian.
Seperti kita ketahui bahwa portal INSW adalah sistem elektronik yang terintegrasi secara nasional yang dapat diakses melalui jaringan Internet. Sistem tersebut akan melakukan integrasi informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan dokumen lain yang terkait dengan ekspor impor.
Portal INSW menjamin keamanan data dan informasi, memadukan alur dan proses informasi antarsistem internal secara otomatis meliputi sistem kepabeanan, perizinan, kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan sistem lain yang terkait dengan proses pelayanan serta pengawasan kegiatan ekspor impor.
Perspektif mikro, perbaikan logistik ekspor agar difokuskan pada peningkatan kinerja logistik, dari aspek on-time delivery dan penurunan biaya logistik ekspor. Pendataan dan pemetaan asal titik ekspor, jenis dan karakteristik produk, kuantitas produk, negara tujuan ekspor, dan pelabuhan keberangkatan ekspor perlu dilakukan.
Optimalisasi kapasitas infrastruktur dan sarana logistik mutlak dilakukan agar dicapai efisiensi biaya logistik ekspor. Konsolidasi kiriman, utamanya ekspor kategori kargo LCL (less than container loaded) dengan melakukan kerjasama antarpemilik barang untuk mendapatkan biaya logistik yang termurah.
Peran asosiasi seperti Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) ditunjukkan dengan melakukan edukasi ke para anggotanya, pelatihan dan penggunaan teknologi produksi, pemasaran, serta pemberian solusi logistik ekspor.
***
Arahan Presiden Jokowi kepada para menterinya dan semua pemangku kepentingan untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia sangat tegas. Tidak tanggung-tanggung, target pertumbuhan ekspor Indonesia sebesar sebelas persen per tahun harus dicapai mulai tahun 2018 ini.
Semua komponen bangsa, baik pemerintah, masyarakat, asosiasi usaha, dan perusahaan ekspor harus bekerja sama mewujudkan peningkatan ekspor Indonesia. Kemandirian ekonomi dan kesejahteraan rakyat akan dicapai dengan peningkatan ekspor ini, utamanya mendorong pengusaha UMKM untuk mengembangkan pasar ekspor.
Sumber penulisan:
Paparan Kementerian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia pada Talk Show Acara Pengukuhan Dewan Pengurus Pusat Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Jakarta, 21 Februari 2018.
27 Februari 2018
Download artikel ini:
SCI_-_Artikel_Meningkatkan_Ekspor_Indonesia_Bagian_2_dari_2_tulisan.pdf (760.3 KiB, 269 hits)