Jakarta – Lapangan penumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara dihantui kepadatan akibat aksi setop operasi armada angkutan barang dan kontainer di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara Indonesia (Aptesindo) Syamsul Hadi mengatakan ancaman kepadatan hingga stagnasi dipicu tersendatnya arus distribusi pengeluaran peti kemas dari dalam pelabuhan sedangkan kegiatan pelayanan bongkar muat tetap berjalan.
“Kondisi ini akan mengakibatkan kepadatan parah jika dibiarkan dan aksi setop operasi tetap berlangsung,” ujarnya kepada BisnisSenin (3/6).
Seharusnya, menurutnya, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tanjung Priok mengevaluasi kebijakan tingkat isian lapangan atau yard occupancy ratio (YOR) agar perpindahan peti kemas bisa dilakukan dengan mengacu YOR di lini 1 Priok sekitar 65%.
Data yang diperoleh Bisnis di lapangan menyebutkan YOR di seluruh terminal lini 1 Priok termasuk PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja sudah melebihi 100%.
Sumber Bisnis Indonesia, edisi Selasa 4 Juni 2013