KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia untuk Februari 2023 diperkirakan masih mencetak surplus. Tetapi nilainya akan lebih rendah dari bulan Januari 2023.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari akan sebesar US$3,5 miliar. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan surplus perdagangan Januari 2023 sebesar US$3,89 miliar.
“Hal ini disebabkan penurunan kinerja ekspor di Februari yan disebabkan oleh berakhirnya windfall profit perekonomian dari kenaikan harga komoditas,” tutur Banjaran kepada Kontan.co.id, Senin (13/3).
Hasil pantauannya, selama bulan Februari, harga batu bara kembali mengalami penurunan secara signifikan sebesar 23,4% month to month (MtM). Sebaliknya, harga Crude Palm Oil (CPO) mengalami peningkatan sebesar 5,09% di Februari, tetapi hal tersebut disebabkan ketersediaan suplai yang menurun sebagai dampak dari peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) di Indonesia.
Selain itu, nilai tukar rupiah juga terdepresiasi sebesar -1,7% sebagai dampak dari ekspektasi sikap hawkish The Fed. Secara keseluruhan, ekspor diproyeksikan turun hingga US$ 20 miliar.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://nasional.kontan.co.id/news/neraca-perdagangan-februari-2023-diperkirakan-turun-menjadi-us-35-miliar
Salam,
Divisi Informasi