Oleh: Tiara Safitri
Junior Consultant
Supply Chain Indonesia
Industri kurir di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan pertumbuhan perdagangan online di Indonesia yang tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam 10 tahun terakhir industri e-commerce Indonesia mengalami peningkatan hingga 17 persen dengan total jumlah usaha e-commerce mencapai 26,2 juta unit (https://wartaekonomi.co.id).
Pada tahun 2018, menurut lembaga riset asal Inggris, Merchant Machine, Indonesia memimpin negara-negara lain sebagai negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia mencapai 78%.
Pertumbuhan perdagangan online yang tinggi tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi pasar besar dalam sektor perekonomian. Hal ini berkaitan dengan industri kurir yang mengantarkan barang ke konsumen serta sektor pergudangan sebagai tempat penyimpanan barang.
Pertumbuhan pemesanan e-commerce yang semakin pesat pun terjadi pada bulan Maret 2020, tepatnya setelah wabah Virus Corona (Covid-19) menyebar di Indonesia. Virus Corona menyebabkan dampak yang signifikan tehadap perekonomian di negara-negara yang terdampak virus tersebut, termasuk Indonesia.
Peningkatan belanja digital tersebut terjadi karena masyarakat lebih memilih untuk membeli kebutuhannya secara online, hal tersebut sejalan dengan pemberlakuan kebijakan pemerintah yaitu bekerja dari rumah atau work from home (WFH) serta perpanjangan masa belajar di rumah.
Pertumbuhan e-commerce pada kondisi seperti sekarang ini membuka peluang besar bagi jasa ekspedisi pengiriman barang antar daerah, baik domestik maupun luar negeri untuk dapat berkontribusi dalam proses pengiriman. Jasa kurir juga berperan penting dalam menunjang kelancaran bisnis suatu perusahaan yang memerlukan layanan pengiriman secara cepat dan aman.
Perbandingan Pemesanan E-commerce Setelah Wabah Virus Corona
Pada situasi terkait penyebaran Virus Corona seperti sekarang ini, sejumlah pemerintah daerah membuat kebijakan untuk meminimalisasi kegiatan yang melibatkan orang banyak, salah satunya adalah imbauan bagi para pengusaha untuk menutup kegiatan perkantoran dan memberlakukan WFH.
Namun, ditengah kebijakan tersebut, beberapa perusahaan jasa pengiriman barang tetap mempekerjakan petugas lapangan yang melayani konsumen, mulai dari customer service, kurir, hingga driver. Hal tersebut dilakukan karena antusias belanja online masyarakat kian meningkat di tengah pandemi Virus Corona.
Sejak penyebaran Virus Corona di Indonesia, sejumlah perusahaan jasa pengiriman barang mencatat kenaikan pengiriman barang mencapai 80%. Pada kondisi seperti sekarang ini, sekitar 60% sampai 70% transaksi pengiriman barang perusahaan berasal dari e-commerce. Namun, terdapat juga perusahan jasa pengiriman barang yang menyatakan bahwa kenaikan pengiriman tidak begitu signifikan atau bahkan mengalami penurunan.
Saat ini, industri kurir yang berfokus pada pengiriman paket secara cepat atau last mile delivery mengalami lonjakan pengiriman terutama pada komoditas pangan dan barang-barang kebutuhan pokok. Jenis barang yang mengalami peningkatan pengiriman di antaranya adalah produk makanan, sayur dan buah-buahan, alat kesehatan, serta bahan kimia untuk cairan pembersih (http://epaper.bisnis.com).
Semakin meningkatnya jumlah pemesanan dalam e-commerce, ditunjang oleh layanan yang diberikan jasa kurir juga semakin berkembang, mulai dari sistem tracking, e-wallet, sampai multidrop. Sistem tracking memungkinkan konsumen bisa memantau jasa kurir online yang sedang bertugas mengantarkan barangnya. Sementara e-wallet adalah proses pembayaran yang bisa digunakan oleh konsumen, sehingga tidak perlu kesulitan untuk mentransfer ataupun membayar langsung secara tunai, sedangkan sistem multidrop memungkinkan konsumen mengirimkan barang dari satu asal ke beberapa tujuan dalam satu kali pengiriman. Begitu juga sebaliknya, konsumen dapat mengirimkan barang dari beberapa barang ke satu tujuan.
Langkah Perusahaan E-commerce dan Kurir Menghadapi Wabah Virus Corona
Jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona di Indonesia yang berjumlah 893 orang hingga per 26 Maret 2020 mendasari beberapa perusahaan pengiriman barang melakukan langkah antisipatif untuk meminimalisasi penyebaran virus tersebut meskipun tetap melakukan kegiatan operasional.
Walaupun saat ini kegiatan jual beli online dinilai menjadi solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen dan juga mencegah risiko penularan antar manusia, tentu ada peraturan khusus dan tindakan preventif yang diberlakukan oleh perusahaan-perusahaan pengiriman barang dalam kondisi pandemi seperti ini.
Tindakan preventif itu dilakukan sebagai upaya agar pengiriman barang dari transaksi jual beli online tidak terganggu dengan adanya pandemi. Beberapa langkah preventif tersebut di antaranya adalah dengan mewajibkan para karyawan untuk menggunakan masker dan sarung tangan baik saat menyortir barang, pengambilan barang, hingga pengantaran serta selalu melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh karyawan.
Selain itu, beberapa perusahaan juga telah menginstruksikan untuk menyemprotkan desinfektan pada seluruh cabang dan setiap paket yang akan dikirimkan serta memberikan edukasi mengenai upaya antisipatif dan pencegahan penyebaran virus melalui setiap station pengiriman barang.
30 Maret 2020
Referensi:
- https://epaper.bisnis.com/epaper/detail/page/59307/jasa-kurir-ojol-banjir-order diakses pada 27 Maret pukul 14.50 WIB
- https://www.wartaekonomi.co.id/read216302/pertumbuhan-e-commerce-pesat-di-indonesia.html diakses pada 27 Maret pukul 14.30 WIB
- https://katadata.co.id/berita/2020/03/23/siasat-startup-logistik-cegah-penyebaran-corona-saat-pengiriman-barang diakses pada 27 Maret pukul 15.30 WIB
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Dampak Wabah Virus Corona terhadap e-Commerce dan Industri Kurir (836.3 KiB, 964 hits)