JAKARTA, KOMPAS – Pelabuhan di daerah, termasuk pelabuhan ekspor, perlu dikembangkan untuk meningkatkan perdagangan antarpulau dan mendorong ekspor secara langsung . Beragam upaya, seperti peningkatan kualitas layanan dalam jaringan, serta sarana dan infrastruktur pelabuhan, termasuk revisi regulasi yang menghambat, perlu terus dilakukan para pemangku kepentingan.
Hal itu mengemuka dalam round-table bidang perdagangan yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Jakarta, Rabu (30/3). Hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani, Wakil Ketua Kadin Bidang Perdagangan Benny Soetrisno, dan Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Doso Agung.
Rosan mengatakan, perlu terus dicari aneka terobosan untuk mengurangi biaya logistik, meningkatkan interkoneksi, serta mempercepat arus barang ekspor dan impor, termasuk perdagangan antarpulau. “Biaya logistik 30 persen dari total biaya produksi. Ini membutuhkan perencanaan dan pemahaman komperehensif bagaimana meningkatkan efisiensi,” katanya.
Menurut Doso Agung, pelabuhan di Makassar, Sulawesi Selatan merupakan pelabuhan besar. Namun, selama ini, pelabuhan di Makassar hanya melayani perdagangan antarpulau. Oleh karena itu, pihak Pelindo IV berupaya mencari investor perusahaan pelayarn asing untuk melayani kegiatan ekspor dari Makassar.
Interkoneksi
Saat ini, lanjut Doso, sudah ada perusahaan pelayaran yang ingin melayani kegiatan ekspor secara langsung. Pelabuhan-pelabuhan di kawasan Indonesia timur sangat potensial dikonsolidasi untuk meningkatkan interkoneksi antardaerah dan perdagangan antarpulau ataupun ekspor secara langsung.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 31 Maret 2016