Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar, mulai Agustus 2015 akan hidup lebih lagi dengan adanya crane mobile impor dari Jerman yang berkapasitas 80 ton. Salah satunya adalah PT Lafarge Cement Indonesia (LCI), Lhoknga, Aceh Besar, yang akan memanfaatkan pelabuhan ini untuk mengekspor semen ke Bangladesh dan sekitarnya.
Sedangkan pihak PT Semen Padang akan menjadikan Krueng Raya sebagai depo semen terbesar untuk pemasaran wilayah Sumatera Utara dan Aceh. General Manejer PT Pelindo I Perwakilan Krueng Raya, Aceh, Besar, Al Abrar menyampaikan hal ini kepada Wakil Ketua I DPRA, Drs Sulaiman Abda MSi pada saat Sulaiman berkunjung ke Kantor Cabang PT Pelindo I di Krueng Raya, Rabu (24/6).
“PT Pelindo I mengimpor dari Jerman crane mobile yang dapat mengangkat beban peti kemas 80 ton ke Pelabuhan Malahayati dengan alokasi anggaran Rp 42 miliar. Tujuan utama crane ini agar kapal-kapal barang kapasitas 20.000 – 40.000 ton mau masuk ke Pelabuhan Malahayati,” kata Al Abrar, seperti dilansir aceh.tribunnews.com.
Menurutnya, kapal-kapal pengangkut peti kemas yang selama ini beroperasi berkapasitas antara 20.000 – 40.000 ton. Sehingga, jika tidak ada peralatan crane yang bisa membongkar muatan kapal peti kemas dengan cepat, kapal barang berukuran besar tidak akan mau masuk dan bersandar ke Pelabuhan Malahayati.
Abrar berharap setelah adanya crane mobile tersebut, maka aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Malahayati bisa meningkat tajam. Bukan hanya seperti selama ini, yang terbatas untuk pembongkaran gula, beras dolog dan semen curah dari PT Semen Padang. Menurutnya, salah satu perusahaan yang sudah menyampaikan akan meningkatkan ekspor via pelabuhan tersebut jika crane mobile berkapasitas 80 ton itu sudah ada adalah PT LCI, Lhoknga.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://suaracargo.com/2015/06/26/pelabuhan-malahayati-akan-digunakan-lagi-untuk-ekspor/