JawaPos.com – Pelaku usaha belum dapat mengoptimalkan kerja sama dagang melalui skema free trade agreement (FTA) seperti yang digagas pemerintah bersama negara mitra. Untuk itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap pemerintah semakin masif melakukan kajian bersama dan menyosialisasikan kepada pelaku usaha.
“FTA belum sepenuhnya dipahami dan dapat dimanfaatkan secara baik oleh pengusaha Indonesia,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional dan Investasi, Shinta Kamdani, di Jakarta, Selasa (19/11).
Shinta merekomendasikan agar dilakukan feasibility study secara lengkap, termasuk data market, demand, dan analisis dampak terkait dengan negosiasi FTA, sebelum dan selama proses perundingan FTA. Tujuannya, agar pemerintah dapat menetapkan posisi runding dan prioritas FTA yang sekiranya bisa memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.
Selain itu, konsultasi publik-swasta perlu dilaksanakan secara konsisten, berkelanjutan, dan sistematis. Baik sebelum, selama, maupun sesudah perundingan FTA. Dia menyebutkan, Kadin telah menerbitkan pedoman Public Private Consultation dan Penyusunan Position Paper.
“Kami juga merekomendasikan pemerintah untuk melakukan pengawasan pemenuhan komitmen FTA oleh negara mitra,” tuturnya.
Dia menjelaskan, perlambatan pertumbuhan ekonomi global menghadirkan tantangan bagi perekonomian Indonesia. Global Economic Prospects edisi Juni 2019 mengungkapkan bahwa melambatnya laju ekonomi disebabkan lesunya perdagangan internasional. Proyeksi terbaru pertumbuhan PDB global yang hanya 2,6 persen merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir atau sejak krisis keuangan global pada 2008.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.jawapos.com/ekonomi/20/11/2019/pelaku-usaha-merasa-fta-belum-optimal/
Salam,
Divisi Informasi