JAKARTA (Suara Karya): Pemilik kapal/perusahaan pelayaran menjerit setelah tarif jasa angkutan peti kemas terus merosot, sementara beban pajak dan bunga bank yang terus naik ikut memengaruhi kondisi perusahaan.
Berbeda dengan perusahaan pelayaran asing, dengan tarif yang sama, masih bisa bernapas lega karena tidak dibebani pajak dan bunga bank yang tinggi.
Merosotnya tarif angkutan hingga ke titik terendah belakangan ini dipicu banyaknya kapal, namun muatan menurun. Kondisi ini membuat banyak pemilik kapal membanting harga/tarif, sehingga lebih rendah dari harga normal. Misalnya tarif angkutan Jakarta-Rotterdam (Belanda) yang normalnya di kisaran 1.500 dolar AS per twenty equivalent units (TEUs) peti kemas, kini hanya 800-1.000 dolar AS per TEUs. Demikian juga untuk rute Jakarta-Amerika Serikat yang idealnya 2.500 dolar AS per TEUs, namun sekarang hanya 1.500 dolar AS per TEUs.
Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Kapal Niaga Nasional (Indonesia National Shipowners Association/INSA) Bidang Peti Kemas dan Kargo Umum Asmari Heri, perusahaan pelayaran masih terbantu dengan kenyataan dalam beberapa bulan terakhir terjadi kenaikan pesanan angkutan ke kawasan Eropa dan Amerika Serikat serta Asia.
Sumber: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=305703