Bisnis.com, JAKARTA-Terkait kemacetan yang berpotensi terulangnya kongesti di Pelabuhan Tanjung Priok, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) akan segera melakukan penataan ulang terhadap proses antrian bongkar muat dan manajemen angkutan truk.
Elvyn G. Masassya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menegaskan pekan depan ini pihaknya memanggil semua pihak yang terlibat dalam aktivitas bongkar muat dan trucking tersebut. Berkaitan dengan kapal asing pengangkut peti kemas ekspor impor itu lebih memilih masuk terminal 3 Priok karena tarifnya lebih murah ketimbang di terminal lainnya. Dirut Pelindo II mengatakan sistem tarif ini akan segera disesuaikan.
Dia membantah adanya perang tarif antar terminal di Pelabuhan Tanjung Priok yang melayani ekspor impor yakni, JICT, TPK Koja, Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3 Tanjung Priok. “Tidak ada perang tarif. Hal itu terjadi karena perbedaan service”.
Namun segera akan saya keluarkan kebijakan penerapan tarif yang seragam,” ungkapnya. Seperti yang diketahui, Sabtu (30/7), ratusan truk pengangkut peti kemas ekspor impor antre masuk menuju Terminal 3 Tanjung Priok sehingga menyebabkan kemacetan parah di dalam pelabuhan tersibuk di Indonesia yang berpotensi kongesti. Hal ini disinyalir akibat penetapan CHC yang lebih murah di Terminal 3.
Adapun besaran tarif terminal handling charges (THC) di Terminal 3 sebesar US$ 95 dollar per kontainer sama dengan terminal lainnya. Namun dari jumlah itu, CHC yang dikenakan sebesar US$ 73 dan dibebankan oleh pengelola terminal. Kemudian, sisanya atau US$ 22 merupakan surcharges kepada perusahaan pelayaran. Sementara itu, JICT,TPK Koja dan MAL menetapkan surcharges US$ 12/bok dan selebihnya atau US$ 83 merupakan CHC yang diperoleh pengelola terminal peti kemas.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://industri.bisnis.com/ read/20160731/98/570638/ pelindo-ii-segera-tata-ulang- antrian-bongkar-muat
Salam,
Divisi Informasi