JAKARTA: PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III mendapat pinjaman US$65 juta (Rp598 miliar) dari PT Bank ANZ Indonesia untuk pembiayaan ekspansi usaha salah satunya Teluk Lamong Gresik, Jawa Timur.
Pinjaman ini juga didukung oleh Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) yang bertindak sebagai mandated lead arranger dan bookrunner.
CEO ANZ Indonesia Joseph Abraham mengatakan pemberian pinjaman senilai US$65 juta kepada Pelindo III ini merupakan bentuk dukungan pihaknya sebagai perbankan untuk mendorong kemajuan infrastruktur di Indonesia.
“Pelabuhan di Indonesia sangat strategis, dan pinjaman ini sebagai bukti bahwa bank mendukung kemajuan infrastruktur di Indonesia demi kemajuan ekonomi RI, karena dana ini akan meningatkan produktifitas, ekspor-impor lebih lancar,” tutur Joseph saat penandatangan pemberian pinjaman dengan Direktur Keuangan Pelindo III Wahyu Suparyono di Jakarta hari ini, Rabu 18 April 2012.
Joseph mengatakan pihaknya baru pertama kali memberikan pinjaman kepada pelabuhan di Indonesia. Pinjaman ini tanpa agunan yang membuktikan pihaknya percaya kepada perusahaan pelat merah pengelola pelabuhan ini.
Pada saat yang sama, Direktur Keuangan Pelindo III Wahyu Suparyono mengatakan Pelindo III sebagai salah satu dari 142 BUMN di Tanah Air yang mengelola 48 pelabuhan di 7 provinsi, membutuhkan dana untuk sejumlah proyek pengembangan pelabuhan seperti proyek di Tanjung Perak, Tanjung Mas, Banjarmasin, dan Pelabuhan Benoa.
“Untuk pengembangan proyek-proyek pelabuhan ini butuh biaya, maka kami mencari pinjaman, ini. Pinjaman ini akan membantu kami mempercepat kebutuhan yang mendesak dalam meningkatkan infrastruktur dan meningkatkan kapasitas pelabuhan yang akhirnya dapat mengurangu watu tunggu kapal dari 4-5 hari, menjadi 0 hari atau zero waiting time,” ujar Wahyu.
Wahyu menuturkan pinjaman dari Bank ANZ ini merupakan pinjaman berjangka waktu 5 tahun dengan bunga 5,35%, dan merupakan pinjaman pertama dari eksternal untuk membiayai seluruh investasi pengembangan pelabuhan termasuk untuk Pelabuhan Teluk Lamong di Gresik, Jawa Timur.
Pengembangan pelabuhan ini sudah sangat mendesak mengingat kapasitas tampungnya sudah terlampaui sehingga terjadi masa tunggu kapal Tanjung perak yang sudah mencapai 33 jam. Adapun kapasitas terminal peti kemas internasional (TPS) di Tanjung Perak Surabaya mencapai 1,45 juta Teus, sedangkan total arus petikemas pada 2014 diperkirakan mencapai 1,82 juta Teus, sehingga terjadi overflow sebesar 363.268 Teus.
Adapun kapasitas terminal peti kemas domestik sebesar 1,57 Teus, sedangkan total arus peti kemas domestic pada 2014 diperkirakan mencapai 2,04 Teus, sehingga terjadi overflow sebesar 472.102 Teus.
“Dengan adanya overflow tersebut, maka perlu disediakan terminal baru untuk menampung ketidakmampuan Pelabuhan Tanjung Perak,” kata Wahyu. (sut)