Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Eksekutif Core Indonesia, Mohammad Faisal menilai, surplus neraca perdagangan di 2020 adalah kondisi surplus yang tidak “sehat”. Sebab surplus tersebut bukan disebabkan oleh peningkatan ekspor, melainkan disebabkan oleh penurunan impor yang sangat tajam, terutama impor barang-barang produktif.
Agar surplus neraca perdagangan di 2021 bisa lebih “sehat”, menurut Faisal, Indonesia harus lebih jeli melihat kondisi ekonomi global dan juga negara-negara mitra dagang. Karena sebetulnya ada peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja perdagangan. Apalagi di 2021 ini kondisinya diprediksi akan lebih baik dibandingkan 2020.
“Kalau kita lihat berbagai prediksi di 2021, ekonomi sudah mulai rebound lagi. Sejalan dengan itu, perdagangan dunia juga meningkat, impor berbagai negara juga meningkat. Jadi mestinya peluang ekspor pada tahap pemulihan di 2021 ini bisa dimanfaatkan.
Melihat peluang global yang seperti ini, Indonesia juga mesti pintar-pintar mencari strategi ekspor, terutama ke negara-negara yang relatif sudah bisa menanggulangi pandeminya, misalnya Tiongkok,” kata Mohammad Faisal kepada Beritasatu.com, Minggu (14/2/2021).
Untuk mendorong kinerja ekspor, menurut Faisal perlu ada strategi transformasi. Bila Indonesia masih menggunakan cara-cara lama yang lebih mengandalkan ekspor komoditas, kondisinya akan sulit dan tidak akan berkelanjutan. Karenanya, harus ada upaya transformasi.
Sumber dan berita selengkapnya:
republika.co.id/berita/qoejvq370/ap-i-siapkan-rencana-perluasan-bisnis
Salam,
Divisi Informasi