Jakarta, CNN Indonesia — Pemerintah bakal menyisir lagi komoditas-komoditas yang dapat membantu menggenjot ekspor di tahun ini dan memperbaiki neraca perdagangan yang tahun lalu mencatatkan defisit hingga US$8,57 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, defisit neraca perdagangan pada tahun lalu terjadi karena kinerja ekspor tak mampu lagi menutup derasnya impor. Ini berbeda dari tahun sebelumnya, kinerja ekspor yang cemerlang masih mampu menutupi kenaikan impor sehingga neraca perdagangan masih surplus US$11,84 miliar.
“Kami identifikasi lagi, cari jalan, ini sedang kami tata. Khususnya nonmigas, kami juga identifikasi hambatannya dan komoditas yang mau diprioritaskan,” ujar Darmin di kantornya, Selasa (15/1).
Sejauh ini, menurut Darmin, pemerintah melihat peningkatan ekspor bisa digenjot melalui barang-barang tekstil, alas kaki, elektronik, produk kimia, produk otomotif, hingga makanan dan minuman.
Sementara ekspor komoditas berorientasi sumber daya alam diperkirakan masih akan menghadapi tantangan lantaran harga sangat bergantung pada kondisi ekonomi dan pasar global.
Selain menyisir komoditas yang bisa diandalkan, pemerintah juga akan mengidentifikasi lagi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor, misalnya tarif logistik dan insentif bagi industri.
“Dari aspek logistik, bukan hanya tarif angkutan dan pergudangan, tapi juga peralihan ke digital. Jadi harus dikombinasi dengan infrastruktur digital agar logistik berdaya saing,” terangnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi
#logistik #logistikindonesia #supplychainindonesia #untuklogistikindonesialebihbaik