Hampir satu dekade, pemerintah yang telah menggadang-gadang pembangunan infrastruktur jalan tol Trans-Jawa menyambung antara Merak hingga Surabaya bisa terwujud. Sebagian jalan tol yang melintasi koridor utama Trans-Jawa ini sudah beroperasi ketika dicanangkan, dan hanya 9 ruas proyek tol baru yang harus dibangun untuk mewujudkan tol Trans-Jawa secara menyeluruh tersambung.
Sekitar tahun 2005 silam, pemerintah dalam hal ini diwakili Menteri PU bersama lembaga khusus, yakni Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), melakukan kerja sama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) baik swasta murni, ataupun BUMN. Diketahui, khususnya ruas jalan tol Trans-Jawa terdapat sembilan ruas jalan tol baru yang menjadi prioritas utama.
Progres per akhir 2013, beberapa proyek tol Trans-Jawa yang dipastikan belum tuntas pada 2014 meliputi ruas tol Cikampek–Pelimanan, Pejagan–Pemalang, Pemalang–Batang, Batang–Semarang, Semarang–Solo (seksi Bawen–Solo), Solo–Ngawi, Ngawi–Kertosono, Kertosono–Mojokerto, Mojokerto–Surabaya. Hanya satu, proyek tol koridor Trans-Jawa yang beroperasi, yakni Kanci–Pejagan yang juga mengalami persoalan konstruksi setelah pasca-operasi.
Bambang Eko, Anggota Badan Pengatur Jalan Tol dari unsur Kementerian PU, mengakui banyak persoalan yang menjadikan realisasi pertumbuhan jalan tol Trans-Jawa terkesan lambat. Walau begitu, sebenarnya proyek tersebut tidak berhenti tetapi terus berjalan. “Proyek tersebut terus berjalan, semua on going, hanya persoalan tanah serta pendanaan terkadang tidak match,” tuturnya, di Jakarta, kepada Koran Jakarta, kemarin.
Sumber dan berita selengkapnya: