TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pembangunan infrastruktur Tol Trans-Jawa menuai pujian dari dunia internasional, khususnya warganet asal Negeri Jiran. Bagaimana tanggapan pemerintah?
Komentar tersebut ada pada postingan akun Facebook @blogjalanrayamalaysia. Akun ini menulis tentang Jalan Tol Semarang-Solo yang merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa.
“Perbedaan itu terlihat dari segi mentalitas orang Indonesia. Pembangunan tol pun tidak pernah dikaitkan dengan isu politik,” terang akun tersebut membandingkan pembangunan jalan tol di Indonesia dengan Malaysia.
Ketika dimintai tanggapan terkait pengakuan internasional terhadap Tol Trans-Jawa, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, pemerintah tak akan cepat berpuas diri dengan pembangunan infrastruktur yang telah ada.
“Ya, begini memang kita (Indonesia) agak terlambat untuk urusan logistik. Sebagai contoh, di Tol Cipali, truk yang masuk tol itu kami harapkan bisa 40 persen, tetapi baru 15 persen,” ujar Arie saat berbincang via telepon dengan KompasProperti, Rabu (28/6/2017) malam, usai dirinya meninjau arus mudik di jalur selatan Jawa.
Menurut Arie, Tol Trans-Jawa sesungguhnya bukan dirancang dengan tujuan utama memenuhi kebutuhan mudik masyarakat, tetapi lebih ke arah melancarkan distribusi logistik.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi